Friday, July 30, 2010

The best from semester 2

Agak telat sih, tapi karena semester 3 udah dekat, gue merasa perlu menulis ini sebagai pengingat apa-apa aja yang gue suka dan hargai sepanjang semester 2 lalu. Karena judulnya the best, maka, buat siapa aja yang namanya disebut di Blog ini, makasih ya……udah memberikan gue senyum sepanjang semester 2 yang notabene menjemukan.

And is the best from My “outrageous” Semester 2.

1.Best Artist

Younha (more than 7 hits: Sukinanda, Girl, Ima ga daisuki, peace love ice cream, te wo tsunade, motto futari de, secret password 456)




2.Best Song

Smilife-Stereopony

Cuplikan lirik dalam bahasa Indonesia
“Jika kamu mulai memutuskan untuk berhenti, dan menyerah, tunggu dulu, berpikir sejenak, itu pasti sedikit lagi. Teruskan saja.”

Ima ga daisuki-Younha

Cuplikan lirik dalam bahasa Indonesia
“Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, mari kita buat hari ini berarti.”

3.Best Comic

20th century boys (best plot)
Membaca komik ini membuat gue ingin menyelamatkan dunia. X)



One piece (best suprise)
Ceritanya penuh kejutan.

5.Best Smile

First liliput (Pagi, ketika ujian blok 7 hari pertama)
And it’s work, gue mendapat nilai ujian yang paling baik dari blok-blok sebelumnya.

6.Best Block

Block 7
Lebih jarang stress.Responsi fisika selalu selamat. Dapat senyum tunggal.

7.Best Sms
From code name NR (more than 600 character, full motivation)

8.Best friend (banyak banget)

Boy, Rezi, Fadil, Ridwan, Lia, Sherly, Rizqa, semua anggota Kelompok 5, Sarah, Ade, Mike, Kezzia, Manda, Wanda, Putra, Rasyid, William, Arga, Adi, David, Cindy, Andrey, Dira, Farah, Susan, Mimi, 

9.Best novel

Perahu kertas
Mengalir dan 4 jam benar-benar ga kerasa. Karakter-karakternya unik, kuat, lucu, hidup, dan inspiratif. Gaya menulisnya ringan, renyah.




10.Best magazine

Hai
No comment lagi deh. Satu-satunya majalah remaja cowok se-Indonesia. Dan rutin gue baca semenjak tahun 2006.



11.Best day

23 maret
(hari ulang tahun sih haha)

12.Best site

Koleksinya lengkap. Mudah di download. Menyelesaikan masalah hunting lagu jepang gue.

13.Best blog

Jujur, cerdas, dan membuka pikiran gue tentang kehidupan di belakang layar.

14.Best album

Nothing personal-All time low

Semua lagunya gue suka. Punya lagu “hook” seperti break your little heart.



15.Best month

Mei
Tingkat stressnya rendah.

16.Best character

Kenji endo/20th century boys (Pemberani)
Roronoa zorro/One piece (Kuat)
Sora/Sora (Punya tujuan)



Ai haibara/Detective conan (misterius X-D )
Kuggy/Perahu kertas (unik)




17.Best vocal

Aimi (stereopony) –pop beat



Hayley William (paramore) -Rock
Hydeco (little by little) -Unique
Von tomiko (do as infinity)-Rock and powerfull



18.Best Hangout Place

Gramedia palladium (nyaman, sepi, petugasnya ramah-ramah, ada sofa)


19.Best video

Smilife-stereopony



20.Best subject

Ilmu gizi (enak dihafal)


21.Best statement

Zayanti manda sari

“tenang aja. Zy tu bukan orang biasa, pasti ntar dapat yang ga biasa juga?”

Akhirnya ada yang mengakui T.T haha


22.Best blog responser

Lia wardina
Dyah ratih ayu aryani
Jessica forsythia
Rezi gustiadi
Fadil pradana
Sarah faizah daulay


23.Best notes responser

Febby febriana
Rachel ferasima


24.Best TV programme

Kick Andy
Membakar semangat!


25.Best athlete

Robin van persie
Cesc fabregas




See, daftar yang asyik bukan.
Dan di semester 3 yang akan dimulai dua hari lagi, gue harap makin banyak hal-hal baik yang terjadi pada gue. Hahaha.
Keep rock!!!!!

Thursday, July 29, 2010

Friend (M) is not Friend (N)

Kami begitu akrab. Kami membicarakan banyak hal, komik yang pertama kami baca, film yang mengaduk emosi, bahkan kebiasaan kami ketika bangun pagi. Kami sering tertawa  bersama, bertukar emoticon yang kami kreasikan sendiri. Kami merasa nyambung satu sama lain. Yah, itulah kesan yang kami tangkap setelah cukup lama berteman di “dunia maya”. Gue sendiri berpikir, mungkin jika bertemu pasti lebih asyik lagi. Bisa membicarakan lebih banyak hal yang tidak bisa diungkapkan hanya dengan sekadar tulisan di tab chatting, wall, ataupun tab komentar. Tapi baik gue dan dia, sama-sama enggan memulai untuk mengajak bertemu langsung. Mungkin karena kami satu universitas, jadi masing-masing punya pikiran “pasti bisa ketemu secara kebetulan”. Gue merasa oke-oke aja dengan keadaan ini, sampai kemaren siang, ketika gue sedang ngantri di mesin atm dekat perpustakaan universitas, gue bertemu dengan “dia”, teman gue didunia maya. Dia anak fakultas Ekonomi. Dan fakultas ekonomi itu dekat dengan perpustakaan.

Gue memperhatikan dia dengan seksama. Memastikan ini benar dia atau bukan. Selama ini gue hanya mengenal sosoknya dari foto profil facebook dan devianart (situs yang mempertemukan kami). Tidak jauh beda dengan yang di foto, gue pun yakin tidak salah orang. Dengan mantap gue panggil dia.

“Helen!!! (nama samaran, pastinya)”

Dia menoleh, mencari-cari. Melihat gue yang tersenyum-senyum kepedean, dia pun langsung tahu kalo gue yang manggil. Dia cuma bengong mandangin gue.

“Beneran Helen kan?” Gue Tanya ke dia. Sedikit ciut dengan sikap tak bersahabat yang dia tunjukan.

“I..iya.” jawabnya pelan. Jangan-jangan dia ga tahu siapa gue. Buktinya dia diam aja.

“Lupa ma aku?” Tanya gue. Karena kami sebelumnya juga belum pernah bertemu, maka pertanyaan gue ini tergolong pertanyaan yang kepedean abis.

“????” Dia kelihatan sedang berpikir keras. Hening. Suara jangkrik terdengar dari kejauhan. Ga tahan, gue pun angkat bicara.

“Aku Fauzi.” Kata gue sambil (memaksakan) tersenyum.

“Oh,” sekarang wajahnya sedikit lebih cerah. Lemotnya udah hilang.

“Mau kemana?” Tanya gue. Otak gue udah tersumbat. Akibatnya, pertanyaan yang keluar pun pertanyaan yang ga mutu.

“Ketemu temen, disitu.” Balasnya sambil menunjuk kearah parkir.

Maafkan atas kebodohan ini, tapi gue bener-bener ga tahu mau ngomong apa. Dia juga diam aja. Hening lagi. Kali ini suara kodok yang terdengar.

Ada satu menit diam-diaman, akhirnya dia beranjak pergi. Ga pamitan pula. Kalo udah gini, gue jadi merasa ga ada bedanya dengan benda mati seperti mesin atm di depan gue. Ga dianggap. Huhuhu. Kenapa ya? apa jangan-jangan dia ilfil ngeliat gantungan hp bentuk “love-love” yang gue pegang-pegang? Tapi gue kan lagi minjem hp adek gue.

Malamnya, untuk memastikan kecurigaan apakah memang benar dia ga suka liat sosok gue, atau mungkin dia lagi buru-buru, gue tunggu dia Online. Satu jam gue nunggu, akhirnya dia nongol juga, gue ajak dia chat. Tanpa menyangkutpautkan dengan kejadian tadi siang gue memberi tahu dia tentang koprol, situs jejaring sosial buatan lokal yang lagi nge-hype.

Apa yang terjadi? Dibalas hangat.  Aneh. Dia malah cerita ke gue tentang desain kaosnya yang banyak di komen postif di devian art. Selanjutnya kami chat seperti biasa, tanpa sedikitpun  menyinggung kejadian tadi siang.

Teori 1: Seseorang yang asyik diajak ngobrol didunia maya, belum tentu sama asyiknya jika diajak ngobrol di dunia nyata.

Gue jadi teringat dengan teman akrab gue dikampus, orangnya asyik diajak cerita apa aja, novel, musik, curhatan gue tentang liliput pertama, tapi tiap kali gue ajak chatting pasti ga dibalas. Tiap gue wall ga pernah dibalas. Tapi tiap kali ketemu pasti rajin nanyain cerita gue dengan liliput pertama. Sering negur duluan. Jadi apa maksudnya ini

Teori 2: (inverse of theory 1) : yang asyik didunia nyata, belum tentu asyik didunia maya.

Faktanya, dunia nyata dan dunia maya itu sangat berbeda sekali.
Realitas itu, berbeda.

Rajnikanth, Aishwarya Endhiran The Robot Movie Reviews, Wallpapers, Photos

Rajnikanth's Endhiran The Robot is a big-budget 2010 sci-fi Tamil Movie directed by famous Tamil director Shankar and Producer is Kalanidhi Maran. The movie lead star cast is Aishwarya and Rajnikant. Danny Denzongpa, Santhanam, Karunas and more are also in the cast. Oscar winner Allah Rakha Rahman is composing and directing music for Endhiran. This may be the most expensive film ever made in India. This Movie is The Biggest Movie of the Year in Tamil Cinemas. The movie stars Superstar Rajinikanth in double action, also the most facisnating aspect is that Rajini acts as a which is the most inspring reason for the many fans of superstar all over the world who are most eagerly waiting for Enthiran release. In this movie, Endhiran The Robot, Rajni plays dual roles. One is a scientist and the other is a Robot. Scientist Rajni creates a Robot with artificial intelligence – like that of sixth sense in humans – to help human beings and to the development of the country. Scientist Rajni fights to save the Robot falling into the hand of the enemies and destroys the evil forces using the Robot itself. ‘Endhiran‘ had started rolling in September 2008 and has been shot across various parts of the World including United States, Switzerland, South Africa and Peru.


Myanmar Beautiful Model & Actress, Moe Yu San's Pretty Outdoor Fashion

Myanmar Beautiful Model Girl Photos : Moe Yu San

Myanmar Beautiful Girl, Moe Yu San's Style




Myanmar Popular Model : Moe Yu San
Photographer: Moe Min (Ray)
Make-Up : Khin San Win
Dress: Yupar Shwe
Location : Monsoon (Nursery and Landscape Group)

ဆြဲမတ္စရာေကာင္းတဲ့ အလွေတြနဲ႔ လန္းဆန္းေနတဲ့ မိုးယုစံ ပါ။

Myanmar Beautiful Model & Actress, Moe Yu San's Pretty Outdoor Fashion

Myanmar Beautiful Model Girl Photos : Moe Yu San


Myanmar Popular Model : Moe Yu San
Photographer: Moe Min (Ray)
Make-Up : Khin San Win
Dress: Yupar Shwe
Location : Monsoon (Nursery and Landscape Group)

ဆြဲမတ္စရာေကာင္းတဲ့ အလွေတြနဲ႔ လန္းဆန္းေနတဲ့ မိုးယုစံ ပါ။

Wednesday, July 28, 2010

Situs-situs yang memberi saya (banyak) keuntungan

                     Jadi ceritanya sekarang gue masih liburan, dan selama liburan ini teman semu gue yang paling oke adalah Internet. Siapa sih yang menemukan Internet? Cinta banget dah gue ma dia. Hahaha. Selain membuat gue ketagihan berat selama lebih dari lima tahun, internet juga membuat gue memperoleh banyak keuntungan, paling enggak buat hobi gue. Bayangin aja, di Internet gue bisa mendownload puluhan ribu konten keren yang sulit gue cari di pasaran, atau kalaupun ada, mesti bayar mahal. Sedangkan Internet memberikan itu secara cuma-cuma alias GRATIS. Mabok dah gue dibuatnya. x). Jadi teringat dulu pas SMP nyari-nyari lagu-lagu soundtrack naruto di Disc tarra, ET 45, dan toko-toko kaset tapi ga pernah nemu. Di internet gue nemu hanya dalam hitungan detik.
              Kerjaan gue selama liburan, apalagi kalo bukan ngedownload. Habisnya menguntungkan sih. Berikut ini adalah situs-situs yang memberi gue keuntungan berlimpah dalam satu tahun terakhir.


Ketika dulu gue pertama kali menemukan 4shared, gue senangnya bukan kepalang. Itu adalah situs favorit dimana setiap lagu yang gue cari ada. Tetapi seiring bertambahnya usia, dan semakin menjamurnya artis/band baru, entah mengapa 4shared rasanya agak kurang update, terutama untuk band-band langka. Apalagi ada waktu tunggu yang cukup lama tiap kali download satu album. Kemudian gue menemukan situs file sharing yang lain, mediafire. Dan hasilnya, lagu-lagu yang tidak gue temukan di 4shared pasti ada di mediafire. Koleksi albumnya lebih lengkap, plus tidak adanya waktu tunggu yang terlalu lama untuk konten yang ukurannya besar (diatas 100 Mb).




Sebelum menemukan situs ini, gue harus mencari lagu-lagu jepang satu-satu melalui 4shared. Itupun tanpa tahu nama album dari lagu yang gue download. Kadangkala ketika bosan dan mencari alternative lagu, gue bingung lagu apa lagi yang mau dicari. Gue mesti check dulu ke chartnya jpopasia. Itupun informasinya masih minim. Tetapi ketika menemukan situs ini secara tidak sengaja, selesailah sudah masalah gue dalam menghunting lagu-lagu jepang. Koleksi artis dan album di album ini lengkap banget. Dewa deh. Apalagi nama2 artis/band diurutkan berdasarkan abjad A-Z. Sebagai contoh, gue membuka link Younha (artis favorit ini hehe), dan voila, album younha dari pertama kali bernyanyi hingga albumnya yang terbaru ada lengkap. Ditambah profil dari artis yang bersangkutan plus album art di setiap lagunya. Makin keren deh playlist kita.





Serahkan semua konten handphone (java dan symbian) pada situs ini. Dari mulai wallpaper, theme, screensavers, operator logo, Video, Aplikasi, Ringtone, game, ebook, dan truetone ada disitus ini, dengan kemudahan mendownload plus waktu tunggu yang hanya berkisar 10 detik, proses download pun menjadi semakin menyenangkan. Situs ini juga yang membuat handphone gue punya koleksi game lebih dari 200. Berasa punya psp deh.  game-game yang ada juga bagus-bagus. Aplikasi yang disediakan juga tidak lazim dan bisa jadi ajang pamer. Contohnya ada aplikasi Ghost sensor untuk mendeteksi adanya hantu disekitar kita atau ask the octopus, dimana kita bisa meminta gurita meramal (seperti paul) untuk memilih diantara dua pilihan yang telah kita tentukan. Untuk having fun aja. . dan semuanya dapat kita download sebanyak mungkin dengan GRATIS.






Gue menyebut situs ini sebagai gudangnya freeware untuk computer. Bayangin aja, diirectory yang tersedia udah lengkap banget buat kebutuhan dasar komputer kita, mulai dari browser, cd-dvd tool, desktop, antivirus, file sharing, office, office, utility, dan driver. Gampang banget lagi buat didownload. Bebas virus lagi. Lebih dari 100 aplikasi keren gue dapetin dari situs ini, dan semuanya bekerja dengan sangat baik. 



Nah itu dia situs pemberi keuntungan (buat penyuka gratisan) terbaik tahun ini menurut gue. Masih banyak situs lain yang gue rasa lebih keren dari situs yang gue sebut diatas asal kita lebih rajin surfing tentunya. Sama seperti surfing di lautan ombak, surfing di internetpun rasanya jauh lebih menantang.

Downloadlah sebelum keluar fatwa MUI yang menyatakan Download itu dilarang haha.

Oh iya, gue mendukung banget kalo infotainment itu haram. Ganti napa dengan acara yang lebih mendidik biar bangsa kita pinteran dikit.

Ayo berbuat untuk bangsa 

Tuesday, July 27, 2010

My-Monster-Side


Tanpa sadar mata saya memerah dan saya berusaha mencari cara untuk segera pergi dari “mereka”. Saya benar-benar kecewa. Tapi saya tidak boleh menahan kekecewaan ini. Saya takut ini menjadi bom waktu yang dapat sewaktu-waktu menyebabkan saya stress. Terlebih lagi, saya bosan mengenakan topeng “Aku-pura-pura-baik-baik-saja” ini.
Saya mengirim sms kepada teman saya, Retnuh. Berbagi kepada teman, tentu saja itu cara saya untuk mengontrol “monster” dalam diri saya. Menceritakan kekecewaan saya.kepadanya mungkin bisa membuat saya merasa lebih baik.
“Sakit hati aku.”
Kata itu gue sematkan setelah gue menceritakan kekecewaan gue.
“Sabar aja zi!”
Begitu balasannya. Terus terang gue kurang puas.
“Really really disappointed.”
Gue menambahkan lagi.
“Pasti itu semua ada maknanya.”
Balasnya.
Membisu sejenak. Makna? Ya, baik atau buruk, saya akan menemukan makna itu. Saya sebagai pemuda yang menganut paham ada makna disetiap kejadian percaya itu.
“Iya, itu benar.” Balas saya.
Kekecewaan apa yang saya alami? Tidak etis untuk ditulis disini. Sepanjang tahun 2010 ini ada beberapa kekecewaan yang saya telan. Beberapa kali orang yang saya sukai ternyata menyukai orang lain, teman-teman SMA yang melupakan saya, atau masalah keluarga yang ga oke. Semuanya memang tidak menyenangkan, tapi kekecewaan yang satu ini jauh lebih tidak menyenangkan dari semuanya. Saya tidak ingat kapan mata saya merah terakhir kali hingga tiba hari ini. Tidak dianggap, merasa tidak berguna. Dikucilkan lingkungan sendiri.
Disaat-saat seperti inilah saya merasakan diri saya terbagi-bagi aneh. Tidak terbagi menjadi good side dan bad side seperti biasa. Tetapi menjadi Escaper-side dan Monster-side. Escaper side membisikan kepada saya untuk tidak memikirkan kekecewaan ini. Mengingatkan saya betapa banyaknya kegiatan yang bisa dilakukan untuk melupakan kekecewaan yang saya alami, makan enak, download 3 album all time low, membeli digest book detective conan, dan mengatur quick link.. Dengan kata lain, mengajak saya untuk melepaskan diri dari kekecewaan. Sedangkan Monster side, menginginkan saya untuk berbuat sebaliknya. Menantang kekecewaan saya dengan sudut pandang monster, membalas kekecewaan ini adalah misi utama (tentu saja) Saatnya bersikap barbar terhadap orang-orang. Mendendam, anarkis, emosi berlebihan adalah senandung monster saya.
Buat saya, menjadi monster terlihat lebih menarik. Saya jadi merasa lebih kuat dan beringas. Saya benci dengan topeng “Aku-pura-pura-baik-baik-saja” yang selalu saya kenakan untuk menyamarkan perasaan kecewa.
Sepanjang hari saya didominasi oleh kemonsteran diri. Saya jadi merasa digerogoti. Escaper membawa saya lari ke toko buku. Membaca, siapa tahu bisa melepas cengkraman monster ini.
Di toko buku, apa yang saya lakukan? Saya tidak bersemangat melakukan apa-apa. Yah, ini pasti karena dominansi monster, semua juga tahu, monster yang suka membaca? Apa ada? Saya secara sembarangan mencomot beberapa graphic novel sembarangan, evil over the rainbow. Kata evil dalam judulnya jelas menarik minat monster dalam diri saya. Ceritanya pasti tentang, setan, atau sejenisnya, diatas pelangi, itu kontras, seperti majas, mungkin maksud judulnya adalah orang yang kelihatannya baik/cantik/elok (seperti pelangi yang indah), tetapi punya hati yang busuk (seperti setan). Judul yang menarik minat saya untuk membaca isinya. Tapi percayalah, membaca apapun dengan monster berada didalam dirimu sangat sangat tidak menyenangkan. Bukannya fokus pada bacaan, saya malah teringat dengan kekecewaan saya, amarah saya, perasaan terkucil saya, dan semua itu membuat darah saya menggelegak..
Untungnya saya punya escaper, yang berkali-kali meloloskan saya dari dominansi monster.
Saya fokus pada bacaan saya. Tiga halaman, empat halaman, hingga saya membaca separuh dari graphic novel dan ini untuk kedua kalinya dalam tahun ini, sebuah buku bacaan menyelamatkan paradigma saya. (pertama pada tulisan yang ini)
Di halaman 67, tertulis kalimat penting yang membuat pikiran saya terbuka,

“Kita semua, manusia, tentu saja berhadapan dengan diri kita yang baik dan buruk setiap harinya, dan yang membedakan kita, aku yang selalu merasa bahagia, dan kamu yang tidak puas, hanya pada cara mengendalikan diri. Aku memperbudak sisi diri yang buruk dan membawa sisi diri yang baik sebagai istri batinku, sedangkan kamu, diperbudak oleh sisi buruk dirimu sendiri.”
Saya dapat merasakan impuls-impuls mengalir deras dalam neuron saya. Membentuk sinyal-sinyal listrik dan menggetarkan otak saya.
Benar juga, “Ga dianggap” itu memang menyakitkan, tapi diperbudak oleh emosi, jauh lebih menyakitkan.
Saya sadar lagi, bahwa monster yang menggerogoti saya ini, hanyalah bentuk abstrak dari kekecewaan saya sendiri.
Dan tujuan saya mempublish tulisan ini, adalah untuk mengeluarkan kekecewaan saya, mengeluarkan monster saya
Saya merasa otak saya sedikit lebih lapang sekarang.
Ternyata nge-Blog banyak gunanya juga.






Nominees For Best Actress Of 1932-33 (Drama)

Kay Francis (Jewel Robbery and One Way Passage)

Greta Garbo (Queen Christina)

Katharine Hepburn (Little Women)

Barbara Stanwyck (The Bitter Tea Of General Yen and Baby Face)

Fay Wray (The Most Dangerous Game and King Kong)


Note: TCM is showing One Way Passage this Thursday, July 29, 2010, at 6 a.m. EDT. You don't want to miss it.

Monday, July 26, 2010

Sex Symbols: Mae West

I've already written about most of the Hollywood sex symbols of the pre-Code era—Jean Harlow, Joan Blondell, Marlene Dietrich, or if you prefer, Norma Shearer, Greta Garbo and Clara Bow. But before I put the era in this blog's rearview mirror, I should stop briefly to mention perhaps the most famous sex symbol of the age, Mae West.

Now let's be honest: although I nominated her for a Katie Award for her work in I'm No Angel, Mae West really doesn't work for me, not as an actress, not as a comedienne and certainly not as an object of fantasy. She took the role of sex goddess and dialed it up to "11," beyond vamp, beyond burlesque, more like a drag queen, except, you know, less subtle. Mae West played so broadly, with the leer and the voice and the double entendres, that ultimately she became completely sexless, a threat to no one.

But maybe that's how she got away with it.

Born on August 17, 1893, in Brooklyn, New York, Mary Jane West started performing at the age of five and was a regular on the vaudeville circuit by the age of fourteen. In 1926, she had her first starring role on Broadway in a show she wrote herself, the subtly named Sex. The show sold over three hundred thousand tickets during its run but also resulted in a morals charge that landed West in the workhouse for eight days (with two days off for good behavior). The resulting publicity—she told reporters she wore silk underwear in prison—made her nationally famous.

West wrote other plays, but it was 1928's Diamond Lil that proved to be the turning point in her career. Set in the Bowery during the Gay Nineties, Diamond Lil is the story of a barroom singer who battles white slavers on the one hand and the Salvation Army on the other. Broadway audiences loved it and although she was already pushing forty—ancient for a budding Hollywood actress—Paramount Pictures signed her to a movie contract.

Hollywood's censors prevented West from filming Diamond Lil as written, and instead, a watered-down version was released as She Done Him Wrong, co-starring Cary Grant and boasting the oft-misquoted line, "Why don't you come up some time and see me?"

She Done Him Wrong was nominated for an Academy Award as best picture of 1932-33 and in 1996, the Library of Congress included it in the National Film Registry.

If you're going to see only one Mae West movie, I would suggest I'm No Angel, the follow up to She Done Him Wrong. Again co-starring Cary Grant, here Mae West plays a circus performer who gyrates for the (as she puts it) "suckers," but as with all of her movies, the story is irrelevant. You're paying to see Mae West play Mae West and she does it better here than anywhere else, singing such numbers as "They Call Me Sister Honky-Tonk," spouting double entendres and, unusual for the times, hamming it up with a Greek chorus of African-American actresses who function as her only true friends and confidants.

West's films go rapidly downhill after Hollywood's studios began enforcing the Production Code in mid-1934—not much point to a Mae West movie without the innuendo. The best of the bunch is probably My Little Chickadee, a 1940 pairing with W.C. Fields. In 1978, she made her last movie, Sextette, a cinematic disaster that put the bomb in bombshell.

West was married twice, but had her longest relationship with Paul Novak, her live-in partner from 1954 until her death in 1980. He was thirty years her junior.

Among her better-known quips:

"It's not the men in your life that counts, it's the life in your men."

"When I'm good, I'm very good. But, when I'm bad, I'm better."

"A hard man is good to find."


"Too much of a good thing can be wonderful."


[To a policeman in 1936] "Is that a pistol in your pocket or are you just glad to see me?"

"Never let one man worry your mind. Find 'em, fool 'em and forget 'em!"

"When women go wrong, men go right after them."

"Marriage is a great institution, but I'm not ready for an institution."