Thursday, April 10, 2008

Apakah gue Gay? gawat!

My mood:The current mood of fauzi23 at www.imood.com


Pertanyaan itu terus terngiang-ngiang di kepala gue sampe sekarang.Apakah gue beneren kena virus gay??? Gue juga bingung, kenapa gue sampe ngelontarin pertanyaan maha bodoh seperti itu.
Setelah gue pikir-pikir lagi, tenyata hal ini terjadi gara-gara keseringan nonton sinetron.Kebetulan nyokap sering banget nonton sinetron pas malam hari.Mau enggak mau, gue juga terpaks ikutan nonton, soalnya pada malam hari tu gue ga da kerjaan.Akibatnya, gue jadi hafal banget nama-nama judul sinetron yang lagi nge-hip saat ini.Sebut saja cahaya, hingga akhir waktu, azimat( atau mungkin azizah^-^), dan namaku roti.
Trus apa hubungannya antara sinetron dengan prasangka bahwa gue gay? Ya ada dong.Terutama di sinetron "hingga akhir waktu" yang aktornya maniz banget itu.Yup, gue suka banget ngeliat aktor yang main di sinetron itu.kalo gak salah namanya Lucky perdana.Entah napa gue suka ngeliat ni cowo', padahal dalam sinetron tersebut, Asmirandah dan Marshanda ikutan juga lho.Tapi gue tetep lebih suka ngeliat Lucky.
Hal inilah yang trus kepikiran ma gue.Masa sih gue sekarang lebih suka ma cowok? Masa sih sekarang cewek ga bisa narik perhatian gue?
Apakah gue beneran berubah jadi gay?????? WAAAAAAAAAAAAAAA.****.

Ini semua pasti gara-gara kejadian itu.Ya, enggak salah lagi, ini pasti gara-gara gue diputusi ma Rika.Gue diputusin ma Rika, padahal gue baru satu hari jadian ma dia.Gue merasa dipermainkan(untuk yang kelima kalinya oleh seorang wanita).Gue bener-bener sakit hati, sehingga gue jadi agak sakit hati juga dengan yang namanya wanita semenjak saat itu.
Kenapa seh ga da cewek yang mau baik ma gue? kalo gue sampe jadi beneran gay gimana? gimana nih?.Mungkin ada baiknya juga gue minta nasihat temen(yang cowok tentunya, soalnya gue percaya lagi ma yang namanya cewe, kecuali nyokap)

"ada baiknya lo nyari gebetan baru lagi nih." seru temen gue yang bernama kiki, si mulut bau bangkai salamander.
"tapi...gue ga mau disakiti lagi seperti dulu.Sakit banget.Kamu tau enggak? seperti dicubit gorila."Balas gue.
"kalo lo mikir gitu, bisa-bisa lo ga kawin-kawin donk.Mending dicubit gorila ketimbang jadi gay."

Hmm...bener juga si mulut bangkai ini.


Mau gak mau, demi menumpas ke"gay"an dalam diri gue.Gue harus mencari gebetan baru, biarpun harus dicubit ato dicium gorila.(apa ada ya gorila yang suka nyium?).Gue harus menjadi lelaki sejati.Gue ni generasi emas bangsa, ga boleh jadi gay.Gue masih punya cita-cita yang ga mungkin gue capai kalo gue gay.
Hiaaaaaatttttttttttttttttt.

NEXT DAY....31 maret 2008.

Target gue kali ini adalah popy, anak tetangga.Kebetulan malam itu, gue pura-pura datang kerumahnya dengan alasan minjem pensil(beneran ga mutu banget kan alesannya).Gue liat Popy lagi nonton, nonton sinetron"hingga akhir waktu".Gue pun terpaksa nonton juga sambil nunggu popy ngambil pensil dari tasnya.
"nih zi, pensilnya" ujar popy sambil mengulurkan pensil kemuka gue."serius banget ngeliatinnya? kamu suka sinetron juga ya?"
Popy tersenyum ma gue, bibir tipisnya terangkat sedikit dan matanya yang agak kecoklatan menyipit.Mmm, tetap lebih manis senyumnya Lucky perdana ni.
Gue balas tersenyum.Garing.lalu pergi.

Gue tiba-tiba teringat janji gue ma Rika yang gue ucapin waktu Rika mutusin gue.
"Memang menyakitkan diputusin tanpa alasan yang jelas, tapi aku LAKI-LAKI, aku enggak akan menangis cuma gara-gara diputusin ma kamu."

Tapi aku LAKI-LAKI... gue memang beneran laki-laki. Gue udah janji ma Rika bahwa gue dulu adalah lelaki sejati.Lelaki sejati ga boleh jadi Gay.Lelaki sejati bukan Gay.

Biarpun gue terus disakiti wanita terus-terusan, gue tetep ga boleh jadi gay.Gue udah ditakdirkan untuk menjadi laki-laki sejati.

Satu lagi, gue juga udah ditakdirkan untuk menjadi orang yang harus melawan gay dari dalam diri.

Itu artinya gue harus mencintai Popy.
Popy..............................................................^-^
Today best hits:




My mood: The current mood of fauzi23 at www.imood.com



"Kebimbangan kita adalah pengkhianat kita,

yang menyebabkan kita kehilangan peluang menang

karena takut mencobanya."





Seminggu telah berlalu setelah gue memutuskan untuk mendekati Popy demi memusnahkan gejala gay yang gue duga muncul dalam diri gue.


Dalam seminggu ini,udah banyak juga kejadian yang gue alami bareng Popy.Gue makin sering main kerumah Popy walau hanya untuk alasan yang enggak jelas, seperti minjem pensil, minjem flashdisk, ampe minta semur jengkol buatan nyokapnya.Asoooi.



Gue merasa hubungan gue dengan Popy makin deket.Lebih deket dari yang dulu.Masalahnya sekarang,mau dibawa kemana hubungan gue ini.Terus terang, gue sama sekali enggak ada rasa apa-apa ma nih anak.Gue semakin takut kalau gue memang bener-bener terserang gejala gay.


Gue semakin was-was aja,hingga pada akhirnya, tadi siang, gue secara kebetulan ketemu ama Popy di salah satu persimpangan jalan Medan tembung.Gue melihat dia jalan sendirian kearah halte yang jaraknya lumayan jauh dari simpang jalan ini.Kelihatannya dia baru pulang dari sekolah.Kebetulan.Gue langsung nyamperin dia.

"hai." sapa gue.Popy menoleh.Termenung sejenak(mungkin dia ga pernah merasa kenal dengan tukang aborsi ayam).Lalu tersenyum tipis.

"Fauzi."balasnya.

Gue nyengir.Setelah itu, gue dan dia terkungkung dalan kebekuan.Kami berdua berjalan menuju halte tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Gue ga mau begini terus,gue harus mencairkan suasana.Tapi gimana caranya?

Gue bisa aja bilang gini "tas kamu bagus ya,kira-kira berapa kali bayar ya kalo kredit." tapi gue keburu takut dicemplungin ke got.

Ah,gue bener-bener bingung nih.Tapi gue laki-laki, mestinya gue berani dong buka pembicaraan duluan.Naluri lelaki gue berontak.Gue terus berpikir keras,sampai gue dan Popy lewat didepan sebuah warnet.Hmm,gue punya ide.

"Popy!" panggil gue.Popy menoleh.Sambil menyipitkan matanya."kamu mau enggak nemenin aku ke warnet bentar?" sambung gue.

"ha?" Popy kelihatannya enggak ngudeng, kebanyakan makan semur jengkol. "emangnya kamu mau ngapain zi?"

"aku mau nyari topik pembicaraan disana,soalnya dari tadi kita diem-dieman terus sih." sahut gue.Popy tersenyum garing.

"ada-ada aja kamu zi." balasnya.



Sesaat kemudian,gue dan dia diem-dieman lagi.Sementara itu, halte semakin dekat.Gue harus bisa mengajak Popy ngobrol sebelum dia naik angkot dan pulang kerumah.Minimal gue harus dapet no hp nya sekarang juga.




Gue pasti bisa.Ken arok aja bisa ngegebet ken dedes,padahal ken arok hidup di zaman dahulu.Masa gue yang hidup di zaman modern gini ga bisa ngajak seorang cewek ngobrol,...Hanya ngobrol.

"kamu pasti bisa." seru suara-suara dalam hati gue.Gue menarik nafas panjang.Gue yakin dengan suara-suara dalam hati.Gue bener-bener yakin.

"Pp....P"gue coba manggil Popy.Tapi lidah gue kelu.

"Pppo....ppop."Gue coba manggil Popy lagi, tapi yang keluar malah suara kentut kebanyakan makan semur jengkol.

Akhirnya kami berdua nyampe juga di halte, dan gue semakin was-was.Beberapa menit, atau bahkan beberapa detik lagi, angkot bakalan datang dan Popy bakalan naik.Jelas itu mempersulit gue.Soalnya didalam angkot yang penuh sesak, bau nafas kakek-kakek, dan bau ketek nenek-nenek, Popy mana mau dijaak bicara.

Saat-saat sebelum angkot datang inilah saat yang paling bagus buat gue untuk mengajaknya ngobrol dan nanya no hp nya.

Gue bisa-bisa aja sih ngobrol ma Popy nanti sesampainya di rumah, secara rumah gue dan Popy ga terlalu jauh.Tapi karena gue laki-laki, gue jelas-jelas merasa kalah kalo gue ga bisa mengajak dia ngobrol sekarang.

Gue belum puas kalo belum bisa mengalahkan kebimbangan di dalam hati.Gue benci keraguan.Keraguan membuat orang menjadi lemah.Gue ga mau menjadi lemah,untuk itu, gue harus membuang keraguan dari dalam hati gue.

Gue terus mengumpulkan keberanian, lalu gue melihat mantan temen gue lewat.

"zi.." sapanya.Gue masih memandang mantan temen gue yang kelihataannya kebanyakan makan pipa itu.Badannya tinggi banget, item, terus tegap, mirip bandit-bandit film india.

Hmm,gimana kalo gue suruh aja si mantan temen gue ini pura-pura gangguin Popy, lalu gue datang nolongin Popy dan mengusir si manusia pipa ini dengan heroik.Wuiih, seperti film-film india juga nih.

Ah,tapi itu semua ga mungkin,soalnya waktu gue tipis banget.Kaki gue sampe gemetaran cuma gara-gara mau ngucapin sepatah kata untuk Popy.

Oh, ayolah.Gue bisa.Gue pasti bisa.

Semua orang yang ditakdirkan punya kesempatan, pasti bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan baik jika berani mencobanya dengan yakin.


"Popy!" panggil gue.Popy menoleh lagi ke arah gue.Gue berjalan merapat kearah Popy. "Popy, materi kimia kalian sekarang udah nyampe mana ya?" tanya gue ngasal.Kebetulan tadi baru belajar kimia.

Popy berpikir sejenak."materi kimia kami? masih sampe larutan penyangga.Kenapa ?"

"oo..,sama dong, kami juga masih sampe situ.Eh, Popy, kira-kira aku bisa enggak minta bantuan ma kamu."

"bantuan apa?"

"ya tentang larutan penyangga ini, aku ga ngerti gimana konsepnya, trus katanya kamu jago kimia di skul.Si Dini tomtom yang Bilang."

"ah,dia itu kan ngelebih-lebihin aja.."

"tapi kamu mau bantu aku kan? nanti malam aku kerumah mu ya, kebetulan lagi ada pr kimia nih."ucap gue lagi, boong.

"ya, kalau aku bisa, pasti aku bantuin deh."Balas Popy.

Gue menghela nafas panjang.,sejauh ini tinggal langkah penyelesaian .Tenang, tenang .Semur jengkol udah menunggu di rumah.

"oh, ya Popy, boleh minta no hp kamu enggak? ntar kalo ada perlu kan aku bisa ngubungin kamu tanpa harus nyari alesan minta semur jengkol dulu." seru gue makin ngasal.

Popy bengong.Mungkin dia bingung mikirin hubungan antara materi kimia dengan no hp.kemudian dia tersenyum.Matanya menyipit, dan giginya yang rata kelihatan dikit.Tapi tetep aja ga semanis senyuman Lucky perdana.

"nih, save ya!." katanya.


Gue girang bukan kepalang, bukan hanya karena gue udah berhasil dapetin no hp Popy, melainkan karena gue udah bisa menumpas keraguan dari dalam hati.

gue jadi yakin kalo gue bukan gay.Dan untuk itu, gue harus menumbuhkan rasa cinta gue terhadap seorang cewek.Dan Popy adalah cewek itu, walau tetap, senyumannnya ga semanis senyumannya Lucky perdana(halah).