Saturday, October 3, 2009

Diskusi dilubang jarum.

Jarang terjadi…hari ini jadwal kuliah agak keluar dari kelaziman.Kuliah yang biasanya dimulai pukul tujuh pagi dengan gue yang tiap hari kedinginan karena harus pergi pagi-pagi(jarak rumah gue kekampus sekitar 17 km) kini digeser jadi pukul sepuluh.Ini artinya gue akan molor sejadi-jadinya…ahaha…

Gue sampe ga ingat kalo hari ini ada kerja kelompok kam setengah sembilan.

Gue berpikir…menimbang-nimbang…ngg..kira-kira mereka marah ga ya kalo gue bolos?....pasti mereka marah deh…biarpun gue sering meracuni mereka dengan senyum aneh gue, kehadiran gue pasti tetap dibutukan.

“Gue harus hadir!”gue berteriak dalam hati.

Tiba-tiba gue nguap…dan bisikan-bisikan aneh datang.

“lebih baik tidur ajalah…ga baik maksain diri…lihat tuh, matamu merah…kurang tidur ntu…ga baik lo buat kesehatan…tidur aja lagi…lagipula merekapun udah bosen diracuni terus dengan bau nafasmu..”Terdengar sayup-sayup suara ditelinga gue.Suara setan buncit.

Gue berpikir menimbang-nimbang lagi ….”tapi kan nafas gue bau bunga jasmine!” gue melakukan pembelaan.

“Hoahhhhh…”gue nguap panjang.Tadi malam gue begadang ngebaca e-book edensor.”mungkin tidur adalah ide yang baik.”

Gue pun tidur lagi.Bolos dari kerja kelompok.

Ketiduran satu jam, gue pun terbangun…ogah-ogahan pergi kekampus…rasanya pengen tidur lagi, terus mimpiin thya atau vivi…atau dengerin lagu sebentar aja..atau…ah…saatnya berangkat kekampus ni…

Sesuatu yang missing hari ini adalah cewek cantiknya…biasanya gue selalu ketemu cewek cantik dalam perjalanan menuju kampus.

Satu jam kemudian…gue nyampe…gue langsung keruangan diskusi nemuin yang lain, tetapi semuanya diem aja.Cuek, apalagi si Wanda …mungkin mereka sebel karena gue asyik-asyikan drumah sedangkan mereka sibuk mengerjakan tugas kelompok.

Oke, gue akui gue salah…tapi gue ga ambil pusing dengan sikap mereka itu..toh nanti juga pasti baik lagi.Gue langsung membuka facebook, plurk, trus browsing freeware terbaru sambil menunggu diskusi dimulai.

Diskusi? Mungkin semua pada bertanya-tanya diskusi yang bagaimana?.

Di fkg usu, proses pembelajarannya dibagi menjadi 5 bagian.Kuliah umum, diskusi kelompok, sidang pleno, praktkum, dan ujian blok.Dan hari ini gue dan temen-temen akan mengadakan diskusi kelompok(di fkg populer dengan istilah diskusi pemicu).Didalam diskusi pemicu ini, masing-masing kelompok diberi kasus yang harus dipecahkan, dibuat makalah nya, kemudian dipresentasikan disidang pleno.Didalam diskusi ini juga diberikan penilaian oleh fasilitator…terutama bagi ysng aktif berbicara, menanggapi, dan mengemukakan pendapat.
Bagi orang yang kemampuan berbicaranya belum bagus seperti gue, diskusi pemicu ini bisa menjadi danger zone…ditambah dengan temen-temen gue yang jago banget bicara didepan forum…makin menekan habis mental gue.

Hari ini mendiskusikan tentang berpikir filsafat, yang kasusnya sendiri masih abstrak buat gue.pada awalnya, diskusi berjalan hening, semua pada diem, dan gue seneng karena bukan hanya gue yang diem, tetapi lima belas menit kemudian, semua terlihat menikmati jalannya diskusi, masing mengeluarkan argumen-argumen rumit yang belum pernah gue pikirkan sebelumnya.Ada yang berbicara sampe mulutnya berbusa-busa.

“menurut saya, berpikir filsafat secara komperhensif itu adalah berpikir secara menyeluruh tanpa adanya bagian-bagian yang hilang atau putus…dan jika dihubungkan dengan kasus ini..maka si dokter telah berpikir dengan cara demikian…hal ini dapat dibuktikan dengan ..”seru Maria dengan nafas menderu-deru seperti banteng.Tidak sadar upilnya keluar-keluar.

“oh ya apa buktinya?” balas shangita.
“Seharusnya anda semua berpikir rasional…dan apa yang tadi anda bicarakan saam sekali tidak berhubungan dengan kasus ini…” hardik ridwan.

Gue hanya memandangi mereka berkicau sambil bengong.Dikasi makan apa sih waktu bayi kok pada jago banget berdebat? gue bertanya-tanya dalam hati.
Gue sendiri ga tau mau ngomong apa.Yah..inilah akibatnya kalo ga belajar.

Gue hanya diam menunggu waktu berlalu.Keberadaan gue terancam karena semua peserta sudah mengelurkan argumennya.Hanya tinggal gue seorang terdiam seperti patung kuda nil di selandia baru(emangnya ada?).
Gue jadi merasa ga enak terhadap diri gue sendiri.Seperti berada diujung jarum.Oke..baiklah,..gue harus melakukan sesuatu.

Gue berpikir menimbang-nimbang.
Argumen seperti apa yang harus gue keluarkan? Oh tidak …jangan argument..gue ga punya referensi tentang kasus yang telah dibahas…ngg.gue berpikir lagi, dan gue teringat ketika fasilitatornya mengatakan bahwa selain memberikan masukan, menyanggah, mengkritik, dan bertanya merupakan bagian dari proses diskusi yang bisa dinilai.Hmm…gue harus melakukan salah satu dari alternatif diatas.
Waktu diskusi tinggal 15 menit lagi…begitu cepatnya hingga handini mengeluarkan suatu pemikiran yang tanggung.

Nah ini dia kesempatan gue untuk membuka mulut.

“Saya agak kurang jelas terhadap pernyataan handini tentang pertanggungjawaban terhadap hati nurani, maksudnya itu seperti apa, dan apa contohnya?”Ucap gue terbata-bata.

Handini pun menjawab pertanyaan gue dengan lancar sekali.Tetapi yang penting adalah, gue udah membuka mulut..yah seneng banget akhirnya gue berhasil pelan-pelan melangkah dari danger zone gue.

Ada baiknya juga di diskusi selanjutnya gue mempersiakan hal-hal apa saja yang berhubungan dengan kasus yang diberikan sehingga gue ga kabur lagi….

Diskusi kelompok ini bisa menjadi sarana untuk melatih gue bebicara didepan forum dan mengeluarkan ide-ide gue secara lebih luwes dalam bahasa lisan.Sesuatu yang belum bisa gue lakukan dengan baik semenjak gue disekolah menengah.