Sunday, June 13, 2010

Kata-kata bijak Om-om


Dua minggu yang lalu, gue sedang asyik melakukan ritual akhir pekan, yaitu (numpang) baca di toko buku. Gue berada di rak komik, bersama orang-orang yang suka baca gratisan sibuk mengobrak-abrik komik dengan penuh gairah.

Di depan gue, ada remaja seumuran ketawa ngakak. Gue jadi ga konsen baca gratis. Gue pun mengambil lima komik, kemudian beranjak pergi ke rak buku-buku kedokteran. Biasanya di bagian ini sepi, gue jadi bisa membaca dengan tenang.

Tak lama kemudian, seorang bapak berumur sekitar empat puluhan berdiri di samping gue, rambutnya keriting, sedikit botak, dengan bulu idung keluar-keluar. Dia mengenakan kemeja biru dengan celana coklat pudar. Gue perhatiin, dia sibuk mengamati buku-buku “pendidikan seks remaja”, “mengatasi problema seksual”, “meditasi sex”, “Reproduksi trenggiling”, dan “buku-buku bertema seksualitas” di samping gue. Persis disebelah rak kedokteran itu adalah rak Pendidikan.

Dalam hati gue berpikir “dasar om-om mesum”

Merasa diperhatiin terus, dia noleh kearah gue. Salah tingkah, gue pun mencoba tersenyum. Dia mandangin gue bentar. Kemudian ikutan tersenyum. Seperti adegan bolywood.

“Lagi baca apa?” tanyanya.

“Oh ini.” Gue nunjukin komik yang gue baca. The quitter. Agak-agak canggung.

“Masih SMA ya?” tanyanya.

‘Ngg, nggak, udah kuliah.”

Dia mengerutkan kening, kemudian memandang gue dengan tatapan aneh. “Oh, “ katanya. 

“Kuliah di mana?”

“USU.” Gue jawab.

“Jurusan?”


:Kedokteran gigi!" Gue jawab bangga.
Dia menurunkan kacamatanya. Memberi gue tatapan tak percaya.

“Ow, kenapa ga masuk kedokteran umum?”

“Hehe” gue nyengir. “Ga lulus!”

“Kalo di FK kamu bakal ketemu saya?”

Oh, ternyata dia dosen FK.Serius nih. Gag nyangka. Jangan-jangan dosen psikiatri.

“Bapak dosen?” Tanya gue. Dia tidak mengangguk, tidak juga menggeleng. Tapi melihat senyum angkuh di wajahnya, gue langsung tahu.

“Dosen mata kuliah apa?” Tanya gue lagi. Ga jadi baca komik.

“Oh, saya di di mata kuliah kesehatan reproduksi dan organ sexual?”

Gue berpikir keras. Dalam hati bertanya. Emang ada ya?

“wow, mantap!” gue jawab ngasal. Pengen nanya juga kenapa sih ayam kawinnya bentar. Hehe. 

Yang jelas gue ga jadi konsen baca. Mau ninggalin dia, gue takut aja di cap ga sopan. Apalagi ntar di blok 9 gue juga masih sering praktikum di FK, kalo sempat jumpa lagi kan ga enak ntar.

“Bukannya sekarang kalian lagi ujian?” tanyanya.

“Oh iya, bentar lagi.” Gue jawab. Menutup komik yang lagi gue baca. 

“Terus kenapa baca komik. Ga belajar?”

“Nggg,..” gue cengengesan. 

“Kalau anak kedokteran itu, mesti banyak baca.” Katanya. “Kuliah di kedokteran itu gag bisa santai lo.”

Gue dalam hati sih mengiyakan kata-kata ni om-om, tapi tetep aja, hasrat untuk main-main itu lebih besar. Dan mumpung masih muda, puas-puasin aja dulu (huhu, jangan dicontoh). Ketika pulang ke rumah, gue memutuskan untuk mulai belajar. Kata-kata bijak om-om tadi terus terngiang-ngiang dalam pikiran gue. Akan gue buktikan kalo gue itu serius dan ga akan santai lagi. Gue mengambil buku “Anatomy & physiology for beginner”, mulai membaca halaman pertama. Dijejali istilah-istilah dewa seperti dienchepalon, rombenchepalon, kepalabalon, dan lain-lain. Gue pun sukses ketiduran. 

Ketika bangun keesokan harinya, gue kembali mengalami siklus seperti biasa, datang kekampus telat, melamun ketika dosen ngajar, ngerjain tugas diakhir-akhir, makan makanan berlemak, dan tidur lebih dari Sembilan jam. Dengan kata lain, bertingkah seperti orang idiot.
Dua minggu berlalu, saat ujian blok, gue mimisan dari kuping tiga hari berturut-turut.

Ga bisa jawab soal.

Teringat Holy Water agreement, dan rasanya konyol kalo gue berharap menang.
Apakah keajaiban akan berpihak pada orang-orang yang santai? Jawabannya ada di daftar nilai blok 8 yang akan keluar, ngg, ga tau kapan.
Jika lo orang-orang yang santai, silahkan dukung saya. Mari kita adakan dzikir akbar. Wuhehehe.

Keep reading on this space!