Sunday, July 11, 2010

Undang undang anti kesombongan

Saya melihat ada banyak undang-undang di dunia ini dan saya merasa ada satu lagi yang harus ditambahkan. Undang-undang anti kesombongan.

Terus terang saya punya masalah dengan orang-orang seperti ini (orang sombong). Bukan hanya anda, yang bahkan tidak mau mengenal saya lagi, tapi semua orang yang bahkan susah untuk membalas sapaan saya.
Ingat, kita dilahirkan dari bahan dasar yang sama. Mengapa harus sombong? Apa anda terbuat dari emas sehingga anda merasa begitu penting. Bukankah kita semua  nanti juga akan tua, mati, dan tinggal didalam tanah. Perbedaan kita akan luntur. Kita akan menyatu serendah-rendahnya dengan tanah. Tidak peduli anda kaya, miskin, cantik, putih, hitam, bangsawan, terkenal, idealis. Sama saja.
Kita punya agama, dan saya rasa tidak ada agama yang mengajarkan kita untuk berlaku sombong dan memutuskan tali silaturahmi dengan orang lain. Jika memang tidak suka sama saya, benci sama saya, tinggal bilang. Walaupun mungkin saya tidak menerima, setidaknya saya tahu kenyataan. Saya akan berhenti bertanya-tanya. Saya akan belajar menerima realita. Bukankah itu lebih baik. Daripada diam. Apa anda bisu.
Saya cuma manusia biasa dan anda juga begitu.
Anda tahu orang-orang sombong? Saya tahu itu ada banyak di dunia ini. Yahudi contohnya. Mereka bangsa yang sombong. Mereka selalu merasa paling hebat. Mereka mengacaukan dunia. Orang-orang sombong mengacaukan perdamaian. Anda tahu itu kan? Anda suka yang seperti itu? Lah kalo begitu mengapa sombong?
Seperti yang saya bilang tadi, memang seharusnya perlu undang-undang anti kesombongan di dunia ini. Dengan undang-undang itu, kita semua akan merasa sama-sama sebagai manusia biasa. Paling tidak itu akan menyumbangkan, walaupun sedikit, sebuah perdamaian. Dari hal kecil dulu, jika kita tidak saling menyombongkan diri, kita akan hidup dalam kebersamaan, sepenanggungan.Tidak akan ada lagi salam paham, pertengkaran, tawuran, bentrok antarkampung, bahkan perang. Bukankah kita semua punya tujuan yang sama, hidup dengan damai, jadi mengapa harus berlaku sombong seakan-akan tujuan hidup anda adalah menjadi manusia yang mendapatkan kedamaian setelah merasa lebih berharga dari orang lain
Sombong itu dosa. Dan anda rela berbuat dosa hanya karena merasa lebih cantik?  Ganteng? Toh dibalik kulit wajah anda itu kan tengkorak. Apa yang anda bisa banggakan dari kulit tipis anda itu?
Saya yakin banyak dari kita yang tidak tinggal di kutub, tapi mengapa banyak dari kita yang berhati dingin. Yang tidak bisa menerima orang lain. Yang menganggap golongan ini lebih penting dari golongan itu.
Saya pernah membaca sajak yang bagus, yang mendukung tulisan saya kali ini, yang menceritakan bahwa  perasaan angkuh  bahkan bisa memusnahkan manusia.
                                   
Dingin dalam hati
Enam manusia terperangkap dalam suatu kebetulan,
Dalam udara dingin yang menusuk,
Masing-masing memiliki sepotong kayu

Api unggunnya perlu diberikan kayu lagi
Orang yang pertama mengeraskan hatinya
Karena di antara wajah-wajah yang mengelilingi api itu,
Ia lihat satu orang berkulit hitam

Orang berikutnya melihat seseorang yang bukan dari gerejanya
Ia tidak rela memberikan kayunya

Yang ketiga duduk dengan pakaian compang-camping
Ia tutup jaketnya rapat-rapat,
Kenapa ia harus mengorbankan kayunya demi menghangatkan orang kaya

Yang kaya duduk diam membayangkan kekayaan yang dimilikinya,
Dan bagaimana caranya mempertahankan miliknya dari orang miskin pemalas itu

Wajah orang berkulit hitam itu mencerminkan hasrat menuntut balas sementara apinya mati
Karena yang ia lihat pada kayunya adalah peluang untuk menuntut balas
Terhadap orang berkulit putih

Orang terakhir dalam kelompok yang malang ini tidak mau berbuat apa-apa kecuali ada untungnya
Memberi kepada yang memberi terlebih dahulu adalah prinsipnya

Kayu-kayu mereka, yang mereka pegang erat-erat dalam tangan kaku mereka membuktikan dosa manusia
Mereka bukan mati akibat udara dingin di luar
Mereka mati karena dingin dalam hati

(dingin dalam hati, Sean covey : Seven habits for highly effective teens)

Cukup hilangkan sikap sombong itu, dingin dalam hati itu, dan mulailah mengingat-ingat kodrat kita sebagai manusia.
Dengan begitu kita menyumbang serpihan perdamaian untuk hidup ini, sehingga undang-undang anti kesombongan yang saya khayalkan itu pun tidak perlu ada.