Gue memasuki bulan februari diiringi dengan usaha untuk melepaskan diri dari “Hasrat ingin pacaran” yang mengaburkan batas-batas hubungan gue dengan beberapa perempuan. Gue belum berhasil lepas sepenuhnya. Melepaskan diri dari naluri tentu saja sangat sulit dan gue juga tidak mau benar-benar melepaskan diri dari naluri itu. Yang gue perlu lakukan hanyalah “Menekan” hasrat itu hingga tiba saat yang tepat. Itulah yang gue lakukan diawal tahun ini, bersusah payah menekan perasaan yang mestinya dipelihara dan dikembangbiakan dengan baik. Yah, gue punya alasan yang sangat personal.
Jadi bagaimana hasilnya? Cukup bagus. Hanya ada satu kejadian yang menodai usaha gue untuk menekan hasrat itu, yaitu ketika gue sempat memutuskan untuk mendekati seseorang. Untunglah gue cepat sadar dan belum bertindak terlalu jauh, sebab, bukan tak mungkin karma itu akan menghampiri gue lagi.
Karena di januari ini gue berhasil melakukan apa yang gue ingin lakukan dengan cukup baik, gue jadi merasa perlu untuk mengambil langkah maju lagi di bulan Februari besok. Gue bukannya tanpa rencana. Gue sudah mengonsepnya dari tahun lalu. Gue bahkan sudah mempunyai hal-hal yang akan membantu gue bertahan dari “musuh” planning nomor satu, yaitu : Stres.
Agar lebih mudah melekat di pikiran, gue menamakan hal-hal itu dengan istilah “Sidekick”. Lupakan masalah tata bahasa. Gue menamainya begitu hanya karena gue ingin. Sidekick pertama gue datang dari dua hobi baru gue yaitu Surfing di internet dan menonton film. Berkat kedua hal itu, gue menemukan hal menarik lagi,
Flick Magazine, sebuah majalah Film yang bisa didownload secara gratis. Majalah ini adalah hasil karya komunitas pencinta film Indonesia, punya tampilan yang bagus, diasuh oleh orang-orang yang punya kompetensi dalam bidangnya (dalam hal ini yaitu Film). Flick Magazine tidak disajikan dalam format pdf, melainkan dalam Flash. Membuat tampilan majalah ini lebih interaktif, terutama ketika melakukan transisi pergantian halaman. Mengenai isi, majalah ini tidak kalah dari majalah majalah film versi cetak. Bahasa yang digunakan cukup renyah dan langsung tembak sasaran. Jelas hal itu menjadikan nilai lebih dari majalah gratis ini. Dan jika bicara soal keuntungan, coba bayangkan berapa uang yang gue habiskan jika harus membeli majalah versi cetak yang kualitasnya sama dengan majalah gratis yang juga gue download secara free melalui fasilitas internet kampus. Hohoho. Mungkin satu-satunya kekurangan dari majalah gratis ini, adalah ukurannya yang terlalu besar (rata-rata 40an MB) sehingga mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama mendownloadnya. Flick Magazine bisa didownload
disini.
Alternative lain jika gue bosan dengan sidekick berupa kegiatan membaca, gue bisa kembali ke hobi baru gue itu. Menonton. Dalam dua bulan terakhir ini, gue sudah menonton lebih dari seratus film dan mengoleksi 75 diantaranya. Malah beberapa hari yang lalu, gue mendapatkan empat film lagi, yaitu Fight Club, The Dark Knight, Invincible, dan AdventureLand. Dua diantaranya memiliki rating IMDB yang sangat tinggi yaitu 8,6.
|
Fight Club |
|
Invincible |
Jika melihat genre dari keempat film itu, hampir seluruhnya adalah film action. (kecuali Adventureland yang bergenre drama komedi). Koleksi gue juga kebanyakan action dan komedi. Gue jadi merasa agak-agak bosan dan tentunya gue juga butuh variasi untuk sidekick gue. Gue pun mencoba beralih ke film Drama-Romantis, yang tidak klise dan tidak cengeng tentunya. Terakhir gue nonton film bergenre ini adalah ketika menonton 500 days of summer dan Hello stranger, yang langsung menjadi favorit. Setalah browsing sana-sini, akhirnya gue menemukan film drama romantis yang pantas untuk dicari, yaitu film jepang berjudul Taiyou no Uta ( A song to the Sun). Banyak yang merekomendasikan film ini di forum, dan film ini juga merupakan 7 film jepang yang paling banyak didownload versi IDWS. Selain itu, film ini juga menjadi salah satu dari sedikit film Asia yang mendapat rating di atas 7 di IMDB (Bersama 3 idiots, Slumdog millionaire, Seven samurai, hello stranger)
|
Taiyou no Uta |
Setelah gue baca resensinya dari beberapa blog, film ini punya cerita yang cukup klise, yaitu seorang cewek yang menderita penyakit langka, Xeroderma Pigmentosum (tidak bisa terkena sinar matahari karena akan berdampak buruk untuk kulitnya) yang membuatnya harus tidur di siang hari dan melakukan segala aktivitas dimalam hari. Hingga dia bertemu dengan seorang cowok dan akhirnya saling jatuh cinta. Tipikal film drama asia lah. Itu masih soal cerita, gue sendiri belum lihat gimana acting para pemainnya dan bagaimana eksekusi sutradaranya. Nilai plus untuk gue di film ini adalah karena pemeran utamanya adalah YUI. Ya, salah satu penyanyi cewek jepang paling terkenal saat ini. Yang juga merupakan penyanyi cewek pertama yang jadi favorit gue. Di film ini Yui katanya juga akan menyanyi “Skyline”, dimana lagu ini merupakan lagu yang cukup legendaris. Banyak yang bilang film ini bagus dan menyentuh. Jadi ga sabar pengen nonton.
Saat ini, dikepala gue, sedang melayang-layang banyak sidekick (selain yang berhubungan dengan film seperti tiga sidekick diatas tentunya). Gue hanya perlu memikirkannya lebih intens hingga akhirnya bsia dikonversi menjadi kenyataan yang akan membantu gue menghindari stress, atau paling tidak meminimalisir frekuensinya. Sejau yang udah gue pelajari, selain tidak baik untuk kejiwaan, stres itu juga punya banyak dampak buruk untuk kesehatan. Tidak sedikit juga yang bermanifestasi di rongga mulut (mata kuliah yang sedang gue pelajari sekarang Hoho). Jadi, sebelum semuanya berubah menjadi buruk, segeralah temukan cara untuk menghindari stress. Okeii.