Gue masih ingat sekitar tujuh tahun lalu, saat itu, Christiano Ronaldo baru saja pindah ke Manchester united, mungkin didaulat menggantikan peran David Beckham yang hengkang ke Real Madrid. Gue juga masih ingat, tujuh tahun yang lalu, Christiano Ronaldo pernah berkata seperti ini di sebuah majalah sepakbola yang gue baca.
“Saya mengagumi permainan Ronaldo dan Thiery henry. Suatu saat, saya akan sebesar mereka.”
And now, Christiano Ronaldo itu, bahkan lebih besar dari kedua idolanya. Menjadi pemain termahal didunia saat ini.
Ini soal bagaimana sebuah keinginan dan harapan membimbing kita menuju takdir.
Ada lagi contoh yang lebih menarik, gue secara tidak sadar mengamati ini. Ini kutipan kalimat dari postingan raditya dika tentang idolanya, Sherina di tahun 2008.
“Dari dulu gue fans beratnya sherina, I think she’s just so pretty and talented.”
And kurang dari dua tahun kemudian, mereka pacaran. Siapa sangka? Buat gue, bisa pacaran dengan salah satu idola adalah salah satu pencapaian besar. Gue sendiri tidak pernah membayangkan kemungkinan gue bisa jalan dengan Pevita (laugh). Tapi, siapa yang bisa tahu kemana takdir akan membawa hidup?
Gue sendiri mungkin terlalu sering berharap, dan sering juga mendapati bahwa harapan gue tidak tercapai. Frustasi? Jelas. Tapi biarpun demikian, gue sadar, berharap itu tetap merupakan hal baik. Dan tidak ada hal baik yang sia-sia.
Gue hanya mengingkan hal sederhana. Gue hanya ingin menjadi orang selalu tersenyum puas setiap kali selesai melihat pengumuman nilai.
Itu harapan gue.
Dan mari bersama-sama kita lihat bagaimana kuatnya sebuah Harapan dalam mengubah hidup seseorang.