Ada sebuah pertanyaan yang jawabannya belum gue temukan walau gue udah baca buku ini itu, Tanya kesana-kesini, lompat ke perpus sana keperpus sini, searching, surfing, browsing, dan googling kemana aja.Tapi Jawaban itu tetep ga nemu.
Dan setelah dua tahun berlalu, akhirnya jawaban atas pertanyaan itu gue temukan di komik pinjaman.Secara eksplisit membuat gue sadar akan suatu hal yang gue lupakan selama ini.
Pertanyaan itu ialah, kenapa dari dulu hingga sekarang dia ga pernah suka ma gue?
Klise memang, tapi dia sendiri pun ga pernah memberi tahu gue kenapa.
Mengapa dia ga mau membuka hatinya buat gue?
Kelas dua SMA, saat itu gue suka ma seorang cewek.Seiring berjalannya waktu, rasa suka itupun lama-lama berubah menjadi cinta.Dengan sedikit berusaha gue pun pelan-pelan mendekatinya.Awalnya lancar-lancar saja.Tapi begitu tahu gue suka ma dia, sikapnya ma gue langsung berubah.Dia jadi dingin.Tiap kali gue tegur ga pernah mau tersenyum lagi.
Gue pun bertanya didalam hati.Ada apa? Ada apa?
Gue pun mulai menebak-nebak..jangan-jangan dia ga suka ma gue.
Kalo dia memang ga suka ma gue, kenapa? Apa karena gue bukan orang yang populer disekolah? Apa karena gue jelek? Apa karena celana gue melorot-lorot.?
Menurut gue, kalo soal wajah, gue ga jelek kok.Apa karena gue orangnya ga menarik?
Hmmm…
Gue pun berusaha agar tampil menarik.Bagaimana caranya?ngg..ya..ya ..menarik? kalo menurut gue, cowok yang menarik itu adalah cowok yang pinter..dan cowok yang pinter itu haruslah juara kelas.
Gue pun memutuskan untuk menjadi juara kelas.
Siapa tau dengan menjadi juara kelas, gue bisa merubah sedikit sikap dia ke gue.
Gue pun belajar belajar belajar.Kalo ga salah itu ketika gue di semester terakhir kelas dua.Tiap gue jenuh, gue selalu ingat dia, dan gue pun kembali bergumul dengan tumpukan buku-buku.Sering gue tertidur ditumpukan buku-buku pelajaran.Mimpiin dia.Dan esok paginya bangun dengan bersemangat.Gue ga pernah sesemangat itu.
Hasilnya, nilai gue pun meroket.Guru-guru banyak yang muji gue.Dan waktu pembagian rapor, gue naik dari rangking sepuluh ke rangking dua.Benar-benar memuaskan.
Dengan percaya diri, waktu itu gue hendak coba ngobrol dengan dia lagi.Gue menunggu saat yang tepat, dan saat itu gue berselisih jalan dengan dia.Tanpa disangka-sangka, dia membuang mukanya.
Gue shock, ternyata sama saja.
Percaya diri gue langsung drop.
Temen-temen gue bilang “sudahlah, jelas-jelas dia ga suka ma lo.Buat apa lagi dipikirin.”
Biarpun sudah dibilang begitu gue tetap penasaran.
Gue pun memutuskan untuk bertanya langsung atas sikapnya itu.Tapi dia selalu berusaha menjauh tiap kali gue dekati.Entahlah, hati gue bener-bener hancur saat itu.Gue ga bisa mikir lagi.Gue tanya ma temen-temennya, ga ada satupun yang nanggepin.
Tiap kali gue cerita ma temen-temen gue, jawabannya selalu sama “lupakan saja, masih banyak kok cewek didunia ini.”
Jelas itu bukan jawaban yang gue cari.
Ada juga yang bilang seperti ini, “ih, sombong banget tu cewek, bodoh kali cowok yang suka ma dia!”
Jawaban seperti ini malah menambah beban pikiran gue.Berbulan-bulan gue berusaha melupakannya.Sekaligus bertahan dari sikap dinginnya itu disekolah.Tapi semakin dilupakan, semakin ingat gue ma dia.Gue mati penasaran.
Apa yang menyebabkan dia bersikap seperti itu?
Gue putuskan untuk membalas sikapnya itu, dengan kebaikan tentunya.Tiap kali berpapasan dan dia pasang muka jutek dan pura-pura ga liat, gue berusaha menegurnya.Menyapanya dengan ramah.
Hal itu gue lakukan tiap kali gue bertemu dengannya..Berharap sikapnya berubah.
Dan ternyata gue hanya mendambakan harapan yang kosong.
Ga ada yang berubah.Dia tetap saja begitu.
Gue masih bertanya-tanya, apakah hatinya sama saja seperti sikapnya yang dingin itu?
Argghhh.tiap kali ingat, gue stress berat..harga diri gue..dianggap apa?
Gue pun pacaran dengan cewek lain.Bulan demi bulan berlalu.Gue masih tetap saja ga bisa lupa ma dia sama sekali.Kenapa? apa aib gue?
Gue putus..gue pacaran lagi..putus lagi..pacaran lagi ma cewek yang lain..dan sikapnya ma gue tetap ga berubah.
Gue pun lulus SMA dan ga pernah lagi bertemu dengan dia.Gue lulus di universitas yang bagus.Teman-temannya banyak yang beri selamat ma gue.Tapi dia tetap saja ga peduli.
Gue..ga tau lagi kenapa gue ga bisa lupa ma cewek seperti ini.
Bulan demi bulan berlalu lagi, gue pun sibuk kuliah dengan tugas yang bertumpuk-tumpuk.
Gue masih belum tahu juga jawabannya.Hingga gue dipinjami sebuah komik yang salah satu dialog antarkarakternya membuat gue menemukan jawaban itu.
Dan jawaban itu gue temukan di dialog ini.
“kamu bodoh sekali Takami! Untuk apa kamu melakukan hal seperti itu?” ucap manabu.
“untuk membuat dia melihatku..sebagai pria yang berani mempertaruhkan nyawa untuk menolongnya..sehingga dia bisa menerima aku yang mencintainya.” Jelas Takami sambil mengarahkan pandangannya ke Asami.
“kamu salah!” bantah Asami “walaupun kita memaksa untuk membuka hati seseorang, hati itu tetap tidak akan terbuka! Apapun yang kamu lakukan! Bahkan jika kamu berubah menjadi seseorang yang paling sempurna sekalipun.”
Takami hanya menundukan kepalanya.
“cinta itu tidak bisa dipaksakan.Dan kalaupun aku terpaksa mencintaimu, itu hanya akan menjadi rasa sakit yang luar biasa jika kamu sadar bahwa aku tidak mencintaimu sepenuhnya.” Jelas Asami.
Mungkin alasan dia menghindari gue selama ini adalah karena dia ga ingin gue sakit hati mendengar jawabannya.Bahwa jelas dia tidak pernah bisa membuka hatinya buat gue.
Bahwa sebenarnya gue ga bisa maksa dia untuk cinta ma gue.
Hmmpfff..semua ini benar-benar menyesakan dada.Cinta memang ga bisa dipaksakan, dan gue harus menerima kenyataan itu.
Dan gue pun menerimanya dengan lapang dada.
Thanks buat sherly atas pinjaman komiknya…
|
|
---|