Showing posts with label In Love. Show all posts
Showing posts with label In Love. Show all posts

Wednesday, December 22, 2010

Love, Language, and Musi River

Ini adalah cerita ketika dulu gue ingin mendekati seseorang, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Hal lazim yang biasanya gue lakukan ketika berusaha untuk mendekati seseorang adalah mencari tahu apa hobinya. Dari hobi inilah biasanya gue menemukan celah untuk mendekat. Gue hanya tinggal mempelajari hobi seseorang, kemudian memulai sebuah obrolan hingga seseorang itu merasa nyambung ngobrol dengan gue. Itu formula yang biasa gue lakukan. Hanya saja, kali ini gue ingin mendekati seseorang yang ga punya hobi. Atau lebih tepatnya, seseorang yang gue ga tahu hobinya apa. Isi profil facebooknya sangat singkat dan akses informasi dari teman-temannya sangat terbatas. Kalau begini, bagaimana bisa gue mendekat?

Hari demi hari berlalu dan gue masih terus berusaha mencari informasi, sendirian. Memperhatikannya dan selalu view profil facebooknya sembari berharap mendapat suatu clue dari situ. Naas buat gue, profil facebooknya berisi wall-wall berbahasa daerah. Bahasa Palembang. Jelas gue ga ngerti apa-apa. Gue juga ga punya teman orang Palembang yang bisa gue Tanya. Usaha gue pun kelihatan semakin sulit.

Hari demi hari berlalu lagi. Gue masih terus mengamati. Mengamati orangnya. Mengamati profil facebooknya. Dari pengamatan itu, gue akhirnya menyadari bahwa ada satu orang yang sangat sering mengirim wall ke dia. Gue bisa ambil kesimpulan kalau itu teman dekatnya. Hmm, teman dekat. Orang Palembang juga.Tanpa pikir panjang gue add temannya itu. Siapa tahu nanti bisa ngajarin gue bahasa itu. 

Hari berlalu seperti biasa dan friend request gue akhirnya di confirm. Ini momentum, pikir gue waktu. Maka, dengan modal sok kenal sok dekat tingkat dewa, dimulailah teknik berkenalan di dunia maya. Di mulai dari like-like status, mengomentari status yang bisa di komentarin, hingga akhirnya memberanikan diri mengirim wall klasik yang berbunyi seperti ini.

“Temannya si “****” kan?”

Gue beruntung dan dibalas komentar seperti ini.

“Iya. Kenapa? Temannya dia juga ya?”

Merasa ditanggapin, gue pun memberondong si Teman yang baik ini dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan (yang sebenarnya ga penting). Biarin deh dibilang aneh, yang penting percakapannya makin panjang, dan peluang gue untuk menanyakan informasi berharga semakin terbuka lebar. Jika gue beruntung, gue bisa belajar bahasa Palembang dengan si teman ini sekalian.
Hari berlalu dan terus berlalu, percakapan antara gue dan temannya itu hampir menemui jalan buntu alias gue ga tahu mau nanya apa lagi. Stuck. Maka, mau ga mau gue harus kembali ke tujuan semula: minta diajarin bahasa Palembang.

“Eh, boleh minta tolong ga? Ajarin aku bahasa Palembang dong.” Inilah yang gue tulis ke dia waktu itu.

Ajarin bahasa Palembang? Minta ajarin ma **** aja.”

Dia mah sibuk terus. Lagian aku minta ajarin supaya ntar bisa ngobrol ma dia pake bahasa Palembang.

Yah, gue langsung to the point aja saking ga tahu lagi mau buat alasan kenapa gue harus belajar bahasa itu. 

Oh. Tapi gimana cara ngajarinnya?” tanyanya.

Apa bahasa palembangnya “kenapa”?

Dan pertanyaan-pertanyaan seeprti itu terus berlanjut hingga si teman ini bosan dan tidak membalas pertanyaan gue lagi. Ga apa-apa. Yang penting gue akhirnya bisa belajar kosa kata baru seperti:

Kenapa: ngapo
Apa: Apo
Bagaimana : Cak mano
Tidak apa-apa: Dak papo
Idak: Tidak
Katek: Tidak ada
Melok: Ikut
Nak: Mau
Payo: Ayo

Yah, memang ga banyak sih, tapi paling tidak ini bisa sedikit membantu terutama apabila dia membuat status-status yang mengundang pertanyaan di facebook. Gue tinggal ngasi komentar seperi ini aja “ngapo ****?” 

Mau ketawa silahkan deh. Yang penting kan usaha.

Haripun berlalu dan berganti, gue makin sering update kosakata baru. Dan karena si teman sudah ga mau membalas pertanyaan-pertanyaan gue lagi, ma gue pun mencari guru baru. Guru baru gue adalah internet. Kebetulan setelah googling sana-sini, gue menemukan forum khusus buatan anak-anak Palembang. Dan entah jin apa yang merasuki gue saat itu, tanpa tahu malu, gue pun dengan sotoy menulis seperti ini di forum itu.

“Hai teman-teman. Tolong ajarin gue bahasa Palembang dong. Kalo bisa yang kalimat percakapan. Oke. Terimakasih.”

Esoknya gue kembali ke forum itu dan mendapati banyak balasan. Cuma karena balasannya pake bahasa Palembang, gua jadi ga ngerti apakah mereka ngetawain gue, ngejek gue, atau malah ngajarin. Untung saja ada satu orang yang beneran mau bantu. Dia bilang, “Senang membantu orang yang tertarik dengan budaya Palembang. Visit Musi 2010.” Hohoho, ya, ya, gue emang tertarik dengan budaya Palembang. Sangat tertarik. Termasuk dengan cewek-ceweknya. (ampun..ampun..hehe)
Dan dari orang baik itu, gue mempelajari beberapa kosakata juga kalimat seperti ini.

Mau kemana?: Nak kemano?

Aku mau pergi nonton: Aku nak pegi nonton

Pergi dengan siapa kamu? Sendirian?: Pegi samo siapo kau?dewe’an be?

Siapa yang mau ikut?: Sapo be yang nak mekot?

Setelah ini aku mau pulang ke rumah: aku abes ni nak balek ke rumah

Waw, ganteng kali kamu hari ini: Waw, belagak nian kau hari ni.

Hmmm, lumayan lumayan. Kelihatannya bisa diterapkan kelak jika dia gue mau ngajak dia ke bioskop. Terimakasih mister. Aku tek aguk nian. Haha.

Dan hari-hari pun berlalu tanpa gue sadari. Gue merasa seperti jalan di tempat. Di satu sisi, gue udah hafal banyak kosakata. Gue bahkan udah download kamus bahasa Palembang di internet. Tapi, tetap saja lidah gue aneh tiap kali menyebutkan kata dalam bahasa Palembang. Gue pernah melapalkan beberapa kata di depan kaca, dan bibir gue malah jadi kelihatan eksotis gitu.

Tiap kali bertemu dia, gue selalu berusaha mengucapkan sepatah kata dalam bahasa itu, tapi tetep aja mulut gue terkunci. Takut diketawain. Takut takut gue salah ngomong.

Hari demi hari berlalu, berlalu, dan berlalu.

Dan gue tetap ga bisa mendekati dia, sampai akhirnya gue nyerah sendiri. Ya sutralah..Paling tidak, dengan belajar bahasa Palembang ini, gue ga akan kesulitan jika suatu hari nanti gue tersesat di sumatera selatan

Maka tersesat ditempat ini pun bukanlah suatu masalah besar lagi bagi gue

Sunday, December 12, 2010

(500) Days of Summer : My ‘Personal-Feeling’ Movie

Seringkali gue menonton film yang jalan ceritanya mirip seperti apa yang pernah gue alami, atau sifat tokoh-tokohnya malah mirip dengan sifat-sifat gue, atau dengan teman dan orang-orang yang ada di sekitar gue. Gue suka menonton film seperti itu. Rasanya seperti melihat kehidupan sendiri di dalam sebuah kotak berukuran 24 inci. Sangat menyenangkan. Buat gue, film-film seperti itu merupakan sarana refleksi yang bagus. Hanya saja, Film (500) days of Summer yang gue tonton lima hari yang lalu, lebih dari sekedar film seperti itu. Oke, film ini memang memiliki banyak kesamaan dengan Hidup gue, (kecuali, tentu saja, Joseph Gordon-Levitt yang tampan itu tidak sama dengan gue yang abstrak) juga dengan orang-orang di sekitar gue, atau momen-momen spesial dalam hidup gue mungkin. Tapi, gue suka Film ini bukan hanya karena kesamaan itu, melainkan karena, melalui tokohnya, Tom Hansen, film ini mempertontonkan kepada gue betapa kacaunya tampang seseorang yang stuck dengan satu orang dan susah (atau tidak ingin) melupakannnya. Kacau. Gue jadi bergumam sendiri, apakah gue separah ini begini ketika memutuskan untuk tidak melupakan ‘Rika’ dulu? Apakah Mata gue sekosong itu? Apakah Rambut gue tumbuh tidak sama panjang seperti dia itu? Oh, well, menonton film ini tidak hanya seperti menonton tentang pengalaman hidup. Menonton film ini seperti menonton sebuah perasaan seorang laki-laki yang bimbang, yang kacau, yang gelisah dan menjelma menjadi sosok seorang bernama Tom Hansen. Yah, mulai saat ini, gue akan memanggil perasaan kacau dan gelisah gue dengan nama Tom. (Hei, Tom, baguslah kamu tidak nongol dalam beberapa hari ini). Berikut resensi gue untuk film yang sangat personal ini.

(500) Days of Summer


Cast: Joseph Gordon-Levitt, Zooey Deschanel
Genre: Drama

Film ini bercerita tentang 500 hari kisah cinta antara Tom Hansen (Joseph Gordon-Levitt) dengan Summer (Zooey Deschanel). Atau lebih tepatnya, bukan kisah cinta. Gue lebih melihat film ini sebagai sebuah cerita tentang pendewasaan seseorang. Bagaimana seorang pemuda biasa mengalami serentetan kejadian yang mengubah sudut pandangnya, tentang cin… maksud gue, tentang bagaimana dia menyikapi perasaannya sendiri. Bagaimana dia berusaha melupakan seorang Summer, yang dianggapnya seperti Robot, yang tidak punya perasaan, yang mati rasa.
Tom dan Summer si 'robot' wanita
Soal alur, film ini mungkin agak unik. Alurnya maju mundur secara tidak beraturan. Pada awalnya kita akan dibawa ke hari ke-488 hubungan Tom dengan Summer. Kemudian mundur ke hari ke-1, dan setelah mendapat penjelasan tokoh dari naratornya, cerita kemudian melompat ke hari-290. Begitu seterusnya. Tidak biasa memang, dan mungkin akan sangat membingungkan untuk sebagian orang. Hehe

Ada banyak dialog di dalam film ini yang memberi gue pencerahan. Salah satunya adalah dialog ketika Tom dan temannya menanyai Summer tentang pacar. Gue paling ‘suka’ dengan dialog yang ini. Dialog ini terjadi antara Tom (T), Summer (S), dan teman dekat Tom, Mckenzie (M), di sebuah tempat karaoke. Dialog ini mengingatkan gue dengan apa yang pernah dikatakan oleh seseorang.

(M):Kau punya pacar?

(S): Tidak

(M): Kenapa tidak?

(S): Karena aku tak mau

(M): Ayolah aku tak percaya

(S): Kau tak percaya kalau wanita bisa menikmati hidup bebas dan sendiri?

(M): Apa kau lesbian?

(S): Tidak aku bukan lesbian aku hanya merasa tak nyaman menjadi pacar seseorang. Sebenarnya aku tak nyaman menjadi apapun bagi siapapun

(M): Aku tak tahu apa yang kau bicarakan

(S): Benarkah?

(M): Tidak

(S): Oke biar kuperjelas

(T): Jelaskan padaku

(S): Oke, aku lebih suka sendiri. Adanya hubungan itu akan bikin kacau dan orang-orang akan terluka. Siapa yang inginkan itu? kita masih muda. Kita tinggal di salah satu kota terindah di dunia, sebaiknya kita bersenang-senang selagi bisa dan…melakukan hal serius nanti saja

Berselang setahun dari pembicaraan tentang idealisme wanita itu, Summer menikah. Ya dia menikah. Betapa konyolnya kata-kata yang pernah dia ucapkan ketika itu “Aku lebih suka sendiri” atau “Aku tak ingin jadi apapun bagi siapapun” ho-oh. Betapa mudahnya untuk menjadi tidak konsisten semudah menyakiti perasaan laki-laki.
Dan dialog dibawah ini, adalah dialog yang punya makna tersendiri buat gue. Dialog ini ada di hari ke 488. Dialog antara Tom yang perlahan-lahan bangkit dari kehancuran, dan summer yang sudah menikah.

(T): Kau sudah menikah

(S): Ya ini gila kan?

(T): Kau harusnya bilang padaku saat..

(S): Aku tahu

(T): Saat di pesta pernikahan itu, saat kita berdansa

(S): Dia belum melamarku saat itu

(T): Tapi dia sudah jadi pacamu

(S): Ya

(T): Jadi kenapa kau berdansa denganku?

(S): Karena aku ingin

(T): Kau melakukan hal yang kau ingin lakukan, bukan begitu? kau tak pernah ingin menjadi pacar dari siapapun, dan sekarang kau istri dari seseorang, ini juga mengangetkanku. kurasa aku tak akan bisa memahaminya, ini tak masuk akal

(S): Terjadi begitu saja

(T): Benar, tapi itu yang tidak ku mengerti? Apa yang terjadi?

(S): Aku bangun di suatu pagi dan aku tahu,

(T): Tahu apa?

(S): Aku tak pernah yakin denganmu.

Kata-kata Summer itu mengingatkan gue kepada seseorang. Ya ya, kepada seseorang yang tidak konsisten akan ucapannya yang kelihatan Idealis itu. Juga mengingatkan atas penolakan-penolakan yang pernah gue alami karena gue ga meyakinkan hehe. Dan satu pertanyaan yang masih menghantui gue, Mengapa cewek tidak pernah memberi alasan yang jelas ketika dia mengatakan tidak suka atau tidak yakin dengan seseorang?

Kritikus Film, Rogert Eber memberikan rating 5 dari 5 untuk Film ini. Gue sendiri bingung mengapa. Film ini bukan fim yang terlalu bagus. Mungkin karena gue bukan kritikus film jadinya gue ga tahu hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ketika memberi rating untuk film. Gue sendiri suka film ini karena ketika melihat ekspresi wajah Tom Hansen, ketika diambang kehancuran, ketika mencoba bangkit, gue teringat, yah itulah yang gue rasakan. Itulah perasaan gue. Muka gue sesedih itu. Gue bisa merasakannya. Tom, gue bersamamu.

Tom, mungkin segelas Baygon bisa menyelesaikan masalahmu
Oh ya, ada lagi yang gue suka dari film ini, yaitu endingnya. Alasannya,  Pertama karena di endingnya nongol aktris cantik bernama Minka Kelly :). Yang kedua, karena bagaimana kebangkitan Tom dari bayang-bayang si 'Robot' summer, benar-benar menginspirasi gue untuk melakukan hal yang sama. 


Oke, liburan sebentar lagi tiba. Udah saatnya berburu film lagi. Huhuhu. see you. :) 


Saturday, September 4, 2010

Every Little Thing

Saat ini, saya tidak ingin bercerita betapa sulitnya puasa featuring blok 10. Betapa seringnya saya dijajah perasaan tidak enak. Semua itu tidak akan habis untuk diceritakan bahkan dalam 10 entry sekalipun. Lagipula, menulis hal-hal seperti itu bisa membuat mood saya menjadi lebih buruk.

Saat ini saya ingin bercerita tentang hal-hal kecil yang kerap menyelamatkan saya disaat-saat kacau. Sesuatu yang, walaupun kecil, tapi mampu membantu  saya dalam mengatasi masalah ketidakstabilan jiwa.

Sesuatu yang walaupun bagi sebagian orang sepele, tapi berarti banyak buat saya untuk tersenyum dengan sepenuh hati.

Saya selalu merindukan setiap hal kecil seperti ini:

1.Ketika perhatian kecil saya dibalas dengan sebuah emoticon kecil ‘: D’ dan terima kasih.

2.Ketika umpan balik disetiap sms saya dipatahkan dengan cara yang sopan.

3.Ketika menyadari, diantara banyaknya perbedaan, ternyata ada beberapa persamaan yang membuat saya bisa merangkai lebih dari lima kalimat percakapan dengannya.

4.Ketika saya bertanya apakah saya boleh mengenal dia lebih dekat, dan dia menjawab boleh dengan ‘: D’

5.Ketika dia menghargai ocehan panjang saya dengan menanyai saya balik.

6.Dan ketika menyadari, walau kecil, ternyata dia masih memberi saya kesempatan untuk melangkah maju.

Sunday, July 25, 2010

Love guide : When i meet & greet with my first Liliput

Sepanjang semester 2, ga terhitung berapa kali gue berpapasan dengan liliput pertama (buat yang belum baca tulisan sebelumnya, “liliput” pertama adalah kode nama buat temen cewek satu angkatan yang gue taksir), tapi tak sekalipun gue berhasil mengajak dia ngomong sepatah kata pun. Jangankan ngomong, sekedar menyapa saja pun rasanya lidah gue seperti telah diprogram untuk berhenti bergerak tiap kali melihat dia dari jarak dekat.

Bentar lagi masuk semester 3. Gue yakin kesempatan gue untuk berpapasan dengan dia, baik itu ketika kuliah belum mulai, ketika jam makan, ataupun ketika bubaran kuliah, pasti masih sama besarnya dengan semester lalu. Dan jika saat itu tiba, gue ga mau gagal lagi. Gue harus ngomong. Gue harus membuka pembicaaan. Lemot gue kalo udah berhadapan dengan anak yang satu ini. Biasanya juga tanpa perintah mulut gue bisa ngebacot dengan sendirinya, lah tiap kali didepan dia gue mendadak bisu. Tapi gue percaya persiapan itu kunci keberhasilan (terdengar seperti kata-kata mutiara pas zaman bimbel dulu). Yang namanya keberanian itu bisa dilatih.

Gue sudah memikirkan tiga kemungkinan yang akan terjadi jika gue berpapasan dengan dia lagi beserta tindakan yang harus gue lakukan.

Situasi: Berpapasan di jalan (menuju kelas, menuju kantin, menuju mushala)

Kondisi 1: Dia sama sekali ga menoleh

Reaksi gue biasanya:

Gue gampang down ketika dicuekin. Ketika seseorang membuang tatapannya ketika bertemu gue, otomatis suasana hati gue jadi ga karuan. Gue resah dan kerap kali jadi kebingungan sendiri. Ini tidak baik. Biasanya gue jadi negative thinking

Reaksi gue seharusnya:

Tetap pasang wajah ramah, kalo bisa menyapa. Apakah sapaan gue dibalas atau tidak, pikirin belakangan. Kalo dibalas, itu artinya gue harus berlanjut ke tahap “ajak ngomong”. Gue bisa memulai dengan Tanya kabarnya terlebih dahulu, udah siap tugas dari dosen ini atau belum. Kalo ga dibalas, ya sabar aja atuh mas. Jangan menyerah. Siapa tahu dia luluh ngelihat kegigihan gue. Siapa tahu ya, gue sih ga mau berharap kejauhan haha.

Kondisi 2: Gue dan dia bertatapan, dia memasang tampang datar.

Reaksi gue biasanya:

Sering kebingungan. Akibatnya jadi ikutan pasang tampang datar juga, padahal dalam hati pengen nanya kabar. Huhuhu. Seringnya jadi merasa menyesal kenapa tadi ga ngomong ini ya, kenapa ga ngomong itu ya.

Reaksi gue seharusnya:

Lempar senyuman. Biarin aja walau senyuman gue aneh sekalipun. Itu lebih bagus daripada gue merengut kan. Senyuman itu dapat mencairkan suasana. Membuat seseorang jadi lebih rileks. Dan itu bisa menstimulasi otak untuk memerintahkan lidah gue bekerja mengeluarkan obrolan yang menarik.



Kondisi 3: Dia tersenyum.

Reaksi gue biasanya:

Sepanjang semester 2 ini cuma kejadian satu kali. Dan saat itu gue salah tingkah banget. Bengong dengan muka yang perlahan-lahan memerah. Gue menutupinya dengan pura-pura menelepon. Ahh, kalo ingat hari itu jadi kesel sendiri. Kenapa gue malah jadi ga bisa balas senyum dia. Saking Groginya.

Reaksi gue seharusnya:

Mestinya ini jadi mudah. Jika dia memberi senyuman bukankah itu artinya suasana hatinya sedang bagus. Dengan begitu kemungkinan gue untuk sukses mengajaknya ngobrol jauh lebih besar.
Harusnya gue menganggap ini sebagai peluang. Walau efek senyumnya hebat dan mengganggu kestabilan hati gue secara keseluruhan, tetap gue harus ingat tujuan utama gue, membuka pembicaraan untuk bisa lebih dekat dengan dia.
Lain kali ga boleh grogi (berlebihan) lagi. Tunda reaksi kesenangan gara-gara dapat senyuman manis setelah gue berhasil ngomong satu atau dua topik pembicaraan dengan dia.

See, itu tadi bisa jadi “Love Guide” gue di situasi dan kondisi normal. Lain halnya di kondisi darurat seperti misalnya, berpapasan disaat telat, berpapasan disaat dia atau gue lagi buru-buru, berpapasan disaat dia atau gue sedang asyik berbicara dengan teman-teman. Kalo di situasi-situasi seperti itu pasti tingkat kesulitannya meningkat dua kali lipat. Dan untuk menanganinya, selain berpikir dua kali lipat lebih keras, gue juga harus berusaha dua kali lipat lebih serius.

Bakalan ada “Love Guide” versi darurat deh.

Tuesday, May 18, 2010

Five days to 1st Liliput feat Angel Voice

Hai semua. Berhubung Fauzi saat ini sedang sibuk dengan perjanjian Holy water agreement nya, maka kali ini gue yang ngegantiin Fauzi untuk nulis Blog. Oke, dan gue bukanlah Setan/suara negatif  yang mengambil alih akun blog dengan cara mengunci si Fauzi di toilet. Gue adalah suara positif, yang mencoba untuk menulis sebuah entry yang bermanfaat.
Apa itu suara positif? Bisa dikatakan gue itu adalah bisikan-bisikan yang memberikan efek positif kepada hati dan pikiran. Dalam ilmu filsafat, bisa juga disebut sebagai Hati nurani. Setiap orang juga pasti punya suara positif dalam dirinya. Tentunya dengan kadar yang berbeda-beda. Sering kali, jika kita sedang dilanda keputusasaan, atau sedang dilanda suatu masalah, ada suara-suara kecil didalam hati yang menyuruh kita untuk tidak menyerah, untuk terus maju, untuk terus manjalani semuanya. Nah, itulah yang disebut dengan suara positif.
Dan gue, sebagai suara positif, juga mengambil peran yang amat besar dalam proses pdkt fauzi dengan Liliput pertama beberapa hari yang lalu. Mungkin dari cerita itu, deskripsi tentang gue, suara positif, bisa dimengerti dengan lebih jelas.

*Five days To 1st Liliput*

Malam itu, Fauzi memandangi layar handphone dengan pikiran yang sudah jauh meninggalkan daratan. Niatnya adalah untuk memulai pendekatan dengan liliput pertama.

Fauzi: (bertanya-tanya dalam hati) sms ga ya? Ngg, kalo nanti ga dibalas gimana? Kalo nanti gue malah ganggu dia gimana?

Fauzi terus bertanya dalam ketidakpastian. Di saat-saat seperti inilah gue biasanya berbisik ke hatinya.

Gue (suara positif): Ga akan tahu kalo ga dicoba.

Fauzi: (menyerapi bisikan gue dan memutuskan untuk mengirim sms)
Suara positif selalu memberi sebuah optimisme.

Menit demi menit berlalu menginjak satu jam. Fauzi mulai resah. Hormonnya bergejolak.

Fauzi: (dalam hati) Benar ternyata. Ga dibalas. Arghhh. Dia memang ga suka kali ya

Sebuah tanda peringatan berbunyi. Gue pun muncul.

Gue: Pikir lagi zi, ga dibalas bukan berarti dia ga suka kan? Mungkin aja pulsanya lagi ga ada. Mungkin aja sms nya ga masuk, atau mungkin aja dia lagi belajar sekarang.
Suara positif selalu memberi sebuah kemungkinan-kemungkinan untuk menghindari sebuah pesimisme

Di hari berikutnya, atas dorongan gue, Fauzi mengirim sms yang kedua yang isinya hanya sebuah pertanyaan “kenapa semalam sms nya ga dibalas.”
Dikirim sampai tiga kali. Tidak ada sms balasan.

Gue: Tahu enggak, biasanya laki-laki bisa dibilang keren jika tidak menyerah terlalu cepat.

Suara positif selalu memprovokasi untuk menghindari keputusasaan.


Hari ketiga, Fauzi kembali mengirim sms, siap dengan segala kemungkinan akan dibalas atau tidak. Dan ternyata, juga tidak dibalas. Fauzi kembali bingung. Baskom buat nampung air mata (dan ingus) juga belon disiapin. Itu juga kalo ada baskom yang mau.

Fauzi (berpikir dalam hati) : Berkomunikasi lewat sms aja dia enggan, gimana mau berkomunikasi langsung.
Gue, sebagai suara kebaikan langsung berbisik kalem:
“Yah, kan ada beberapa tipe cewek yang lebih terbuka kepada seorang cowok yang berani untuk pdkt secara langsung. Atas alasan “gentle”. Mungkin dia termasuk cewek yang seperti itu.”

Fauzi mengangguk mengiyakan.
“Cobalah untuk lebih berani.” Bisik gue lagi.
Suara positif selalu memberi motivasi di saat sulit.

Di hari keempat, kali ini, Fauzi tidak lagi menggunakan mediator sms. Pada kesempatan kali ini, Fauzi, mencoba untuk memulai dari yang paling dasar, MENYAPA. Dulu, sebelum rasa suka itu muncul, kegiatan menyapa dan memberi senyuman adalah hal mudah yang setiap hari dapat dilakukannya secara otomatis. Tetapi sekarang, ketika rasa suka itu telah tumbuh dan berkembang, ditambah sebuah kenyataan bahwa si liliput pertama sudah tahu tentang perasaan itu, membuat segalanya terasa berat. Rasa segan bermain di semua lini, dan grogi pun mencuat ke permukaan,
Saat itu, liliput pertama sedang duduk di bangku depan. Untuk mendapatkan kesempatan bertatap muka, maka harus pura-pura keluar kelas dulu, kemudian masuk kembali. Di saat masuk itulah muncul kesempatan untuk melihat wajahnya, dan siapa tahu, bisa bertatap muka.
Saat itu Fauzi sedang berusaha menjalankan rencananya. Tiga kali keluar masuk ruangan, tapi tak sekalipun liliput pertama menoleh. Semua cewek yang duduk di bangku depan mulai notice akan tingkah aneh Fauzi keluar masuk kelas berulang kali, maka sebelum mereka benar-benar sadar, Fauzi pun mengambil langkah nekat. Berdiri di dekat liliput pertama dan berusaha untuk menyapanya.
Lama Fauzi berdiri diam. Kata-kata yang seharusnya diucapkan seakan-akan terhapus dari memori. Lidah terasa kelu, dan adrenalin berpacu. Fauzi hanya bisa diam terpaku. Kata-kata dari mulutnya tidak bisa keluar. Hening. Dan liliput pertama, masih terlihat tekun membaca buku. Entah dia tidak sadar, atau malah memang sengaja tidak membalas pandangan itu. Fauzi mulai frustasi, dan saat itu, gue sebagai sisi baik pun langsung mengambil alih, lebih tepatnya berusaha sekuat mungkin mengambil alih pusat pemikiran dari campur tangan sisi negative.
Dengan tenang, gue berbisik ke Fauzi

“Sekarang, sebuah Keberanian. itulah yang kamu butuhkan. Kamu juga pasti berpikir kan kalau semua wanita pasti tidak mengharapkan laki-laki yang menyukainya itu adalah pengecut !”

Saat itu Fauzi hanya diam. Mengepalkan tangan. Dan berusaha mengeluarkan keberaniannya. Nyatanya, keberaniannya lenyap diredam hiruk pikuk kelas. Dengan langkah gontai dia pun meninggalkan liliput pertama.
Gue berbisik lagi:
“Menghasilkan keberanian itu perlu waktu.”
Suara positif selalu menyikapi sebuah kegagalan dengan pengertian.

Hari kelima, dalam usaha untuk mengumpulkan keberanian, dan sugesti untuk terus menepis kata menyerah, Fauzi kembali mencoba mengirim sms.
Satu jam, dua jam, belum ada balasan. Akan tetapi kini Fauzi sudah mulai pintar mengendalikan reaksi.
Gue juga udah siap untuk memberi kata-kata penenang sebelum handphone nya berbunyi.
Sms balasan dari liliput pertama.
Fauzi tersenyum lebar, Gue juga. Paling tidak, untuk kali ini gue tidak lagi sibuk menasehati dia dengan segala macam teori. Akhinya ia paham, bahwa sesederahana atau serumit apapun suatu usaha, semuanya butuh sebuah PROSES dan keberhasilan itu bergantung kepada bagaimana kita menyikapi PROSES tersebut.

Dan gue sebagai suara positif, punya tanggung jawab untuk menjadi “guide” Fauzi dalam menjalani proses tersebut sampai akhir.

Sekian dulu. Kita akan bertemu lagi jika Fauzi sedang sibuk dengan pekerjaannya yang lain.
Jangan lupa gosok gigi sesudah minum capucino. iNgat.
Bubye ^_^

Sunday, May 9, 2010

A tribute to the First Liliput

Oh iya, gue baru denger lagu ini kemaren dan langsung suka, padahal biasanya gue kurang suka ma lagu-lagu yang terlalu mellow gimana gitu. Haha. Ntahlah, tiap kali denger lagu ini kok jadi teringat ma "dia-Liliput pertama" ya? seperti ada ikatan emosional ma lagu ini, atau memang liriknya yang pas.
Sekarang, kalo kangen ma "dia", ya udah, gue puter aja lagu ini.
Sedikit terobati sih kangennya, tapi kan, gue ga boleh begini terus. +_+

Ini lagu gue tujukan untuk kamu yang bukan hanya sekedar indah, tapi juga tak terganti. (haaa, jadi mellow lagi)



TAK AKAN TERGANTI

Telah lama sendiri
Dalam langkah sepi
Tak pernah kukira bahwa akhirnya
Tiada dirimu di sisiku

*
Meski waktu datang dan berlalu
Sampai kau tiada bertahan
Semua takkan mampu mengubahku
Hanyalah kau yang ada di relungku

**
Hanyalah dirimu
Mampu membuatku jatuh dan mencinta
Kau bukan hanya sekedar indah
Kau tak akan terganti

Tak pernah ku duga bahwa akhirnya
Tergugat janjimu dan janjiku

Kau tak akan terganti

VIDEONYA:

Sunday, April 25, 2010

Feromone odyssey

Gue, seminggu yang lalu, tanpa diduga-duga, menjadi salah satu anggota kepanitiaan bakti sosial yang diadain pemerintahan mahasiswa fakultas gue. Ada begitu banyak hal menarik yang pengen banget buat gue tulis. Sayang, rutinitas kuliah dan “Dia” membuat gue kehilangan banyak memori tentang hari itu. Untunglah gue sempat menginstal pocket diary di handphone, sehingga gue sempat menulis sedikit tentang beberapa kesan dan peristiwa yang gue alami disana.
Berikut timeline gue saat berada disana (dan malah sempat dipengaruhi feromone) selama sehari semalam

17-18 APRIL 2010 : Feromone Odyssey

16.00 WIB : Kelahiran feromone (hormone pemikat) saat Rapat panitia.

Satu jam sebelum berangkat, kami sempat mengadakan rapat sebentar. Jangan Tanya gue rapatnya tentang apa, gue saat itu sibuk curi-curi pandang kearah “Dia” yang gue sebut dengan “Liliput pertama”.
Foto di badge nya bener-bener narik perhatian gue.

16.30 WIB : Badge

Diluar dugaan, badge panitianya beneran outstanding. Gue suka dan nyaman makenya. Perpaduan warnanya juga bagus. Ditambah lagi foto gue kok jadi kelihatan polos tak berdosa gitu yah hohoho. Good job dah buat yang bikin nih badge.
keren dan gratis

23.000 WIB :Smile Anger.

Ketika acara makan-makan selesai, peserta dan panitia wanita segera diantar ke penginapan. Gue yang hanya diam mengawasi tiba-tiba melihat dua orang liliput wanita sedang kepayahan mengangkat tas mereka ke mobil. Dalam hati gue berpikir, ini kesempatan untuk cari perhatian. Huahaha.
“hei, kok diam aja, bantuin kami.” Kata liliput pertama. Sedikit membentak.
Dengan senang hati gue mengambil alih tas dari tangan mereka dan memindahkannya ke dalam mobil. Biar keren, gue berusaha sok kalem, diam.
Gue sempat melihat perubahan ekspresi di wajah liliput pertama.
“nggg, maaf ya zi tadi aku pake bentak-bentak. Hehe, berat soalnya.”
Gue, lagi-lagi tersenyum sok keren. Dengan suara yang dibuat-buat gue bilang
“ga apa-apa!”
Dia tersenyum.
Gue nyengir. Pengen bilang ke dia, lagi tersenyum ataupun marah, manisnya tetep nempel.

01.00 WIB Channel

Ketika semuanya sibuk dengan kegiatannya masing-masing, gue berusaha setengah mati menghilangkan kebosanan dengan cara menonton televisi di tempat penginapan. Memakan snack, ngobrol ngalu ngidul, dan mengkhayalkan hal yang enak-enak.
Bukan Cuma gue, beberapa peserta yang lain juga kelihatan bosan. Mereka mengajak gue pergi jalan-jalan ke suatu tempat yang katanya bagus. Gue pun ngajak dua temen gue yang lain biar lebih rame.
"Kalian tahu tempatnya dimana?” Tanya Wanda kepada ketiga orang cewek yang mengajak jalan tersebut.
Mereka senyum-senyum lalu serentak bilang “Enggak hehe.” Angin malam menahan rasa jengkel ini di ubun-ubun kepala. Kami sudah terlanjur keluar dari penginapan.
Kami pun melanjutkan berjalan tanpa arah di tengah malam dimana kucing pun enggan untuk keluar. Gue tinggal menunggu upil membeku diterpa angin malam.
Ketika tiba di perempatan jalan sepi, gue minta mereka untuk berhenti sebentar. Wanda turut mencegah mereka berjalan lebih jauh dengan bercerits hantu.
Gue pikir gue bisa sedikit bernafas lega, tetapi ketika gue melihat didepan gue dua orang temen gue bermesra-mesraan, saling merangkul lengan, dan si cewek menyandarkan kepalanya ke bahu si cowok, dada gue sesak. Risih.
Ngiri gue hahaha
“Zi, tolong ambilkan remote. Aku mau ganti channel.” Kata Deri ketika melihat kemesraan mereka sudah bikin gregetan.
Sayangnya “realita” itu berbeda dengan “channel” televisi. Ucap gue dalam hati.



03.30 WIB Missing dream

Gue dan teman yang lain baru bisa tidur jam tiga malam. Mata gue udah setengah terbuka dan gue udah pengen cepat-cepat merebahkan badan. Berharap agar di dua jam ke depan, gue bisa tidur dengan nyenyak dan mimpi enak.
Awalnya proses memasuki alam mimpi berjalan dengan lancar, toh masih dua orang dalam satu kasur. Setengah jam kemudian, mata gue terbuka dan mendapati badan gue berada di pinggir kasur. Satu sentuhan lembut saja bisa membuat gue meluncur ke lantai dengan mudahnya. Susah payah gue menoleh ke belakang dan melihat jumlah orang yang berada di kasur bertambah. Di luar gue mendengar suara dengkur saling beradu.
Agaknya gue memang dilarang bermimpi untuk satu malam ini.

10.00 WIB Feromone Impact

Cuma satu hal yang gue lakuin saat bakti sosial sedang berlangsung, yaitu berusaha agar gue berada dekat dengan “liliput pertama.” Beneran deh, kadar feromone yang dia keluarkan melebihi dosis. Gue jadi gelisah gak karuan. Apalagi kalo dia dideketin temen-temen cowok ataupun senior gue yang lain, gue jadi pengen garuk-garuk tanah saking jealousnya.
Salah satu dari mereka mengeluarkan feromone dalam kadar berlebih


16.30 WIB Bridge of

Ketika acara bakti sosial selesai, kami semua refreshing sebentar di tempat pemandian bukit lawang. Tidak seperti temen-temen yang lain, gue ga ikutan mandi. Gue lebih memilih jalan-jalan di sekitar tempat wisata bersama temen gue yang juga ga ikutan mandi, fadil dan sherly. Semua orang juga tahu kalau jalan-jalan tanpa foto-foto itu ibarat sayur tanpa garam, maka kami pun meminta salah seorang pengunjung mengambil foto kami bertiga diatas jembatan.
Hasilnya? Keren! Paling tidak selain kami bertiga, ada juga temen gue yang bilang kalo foto kami bertiga itu keren. Ketika gue Tanya kenapa dia bilang keren, dia jawab kalo foto kami itu seperti poster film harry potter and the goblet of fire.
“beneran keren deh, gimana ya, si Fadil itu rambutnya diterbangin angin persis kayak Hermione, terus jilbab sherly, aaahhh. Pokoknya keren lah.”
Gue senyum puas. Yang gue bingung kenapa Fadil dibilang mirip Hermione? Gue lihat kembali poster harry potter and the goblet of fire, toh yang rambutnya diterbangkan angin kan si Daniel.
Hmmm. Fadil=Hermione. Mirip sih. Huahaha.

The Song of SOUL

1.Sen no yoru wo koete/passing trough one thousand night-Aqua timez

Kekuatan lirik, melodi yang menghentak, vokal yang khas, dan kesesuaian lagu dengan pengalaman pribadi, membuat lagu ini menjadi satu-satunya lagu yang memberikan efek “membunuh” yang tak pernah habis walau gue dengerin terus menerus selama satu tahun.
Mengapa?
Karena hal yang diceritakan dalam lagu ini masih saja gue alami hingga sekarang. Kemampuan menahan perasaan, kebesaran hati untuk merelakan orang lain, dan keberanian untuk mencintai walaupun tidak berbalas.
Setiap tekanan nada dalam lagu ini mewakili gue.
Bahkan sepenggal potongan lirik ini pun sangat berarti banyak:

Sen no yoru wo koete ima anata ni ai ni yukou
Tsutaenakya naranai koto ga aru
Boku ga mitsuketa kotae wa hitotsu kowakutatte kizutsuitatte
Suki na hito ni wa suki tte tsutaeru n da
Sono omi ga kanawanakutatte suki na hito ni suki tte tsutaeru
Sore wa kono sekai de ichiban suteki na koto sa

Aku telah melalui ribuan malam dengan perasaan ini
Aku tahu, Sekalipun jawaban yang akan aku terima itu membuatku sakit atau terluka
Aku akan tetap mencintaimu
Sekalipun perasaan ini tidak terbalas
Dan biarpun aku akan terluka
Aku akan tetap mencintaimu
Karena mencintaimu adalah sesuatu yang paling indah di dunia ini.


Liriknya bisa dilihat disini

Lagunya bisa didownload disini

Lagu ini adalah lagu yang paling ingin gue tujukan untuk

Zayanti manda sari
Tengku nico kumalasari
Sarah faizah daulay
Dia si Liliput pertama

Lagu ini bisa menjelaskan semua perasaan gue kepada mereka.

Sunday, April 4, 2010

Morning Melody

Tadi pagi, waktu gue baru aja bangun dan lewat didepan TV, gue ngeliat seorang cewek bule lagi akustikan di siaran berita pagi Metro Tv. Biasanya gue paling males ngedengerin lagu barat yang penyanyinya ga gue kenal, tapi khusus pagi ini, hal itu ga berlaku. Dengan separuh jiwa gue yang belon ngumpul ke badan pun, melodi lirik lagu ini udah merasuk ke jiwa gue. Bikin semangat, Jelas. Dan yang paling aneh adalah, gue tiba-tiba jadi ingat dia lagi. Nggg, semoga dia sehat-sehat aja. :) hahaha.
Gue tiba-tiba jadi semangat. Kombinasi lagu yang dimainkan akustik, suasana pagi yang cerah, dan sebuah ingatan tentang dia membuat gue tiba-tiba merasa "wah". Seperti ada suatu kekuatan baru yang masuk. Dan kekuatan ini sama seperti yang gue rasakan tiap kali melihat dia tertawa.Hmmm hahaha.
Oke, bermellow-mellow nya cukup sampai disitu. Ni gue lampirkan video yang tadi pagi gue lihat. Fearless, yang dibawakan oleh Taylor swift, Seorang penyanyi country meraih penghargaan grammy award di usia muda, dan bukan tidak mungkin selanjutnya playlist gue bakal diisi oleh lagu-lagunya. :)


Tuesday, January 19, 2010

Ternyata, diputusin Pacar pun ada hikmahnya (behind the scene of janjibesar.blogspot.com)

Jika gue ditanya hal apa yang membuat sikap gue menjadi banci dan bertingkah laku seperti gajah, maka gue akan menjawab, diputusin Rika.
Ya, diputusin orang yang paling gue sayang didunia ini(diluar keluarga gue) adalah salah satu hal paling buruk yang pernah gue alami.Ditambah lagi, sampai saat ini, alasan kenapa gue diputusin ga pernah mau dijelasin ma orang yang bersangkutan.Gue ga bisa lupa.Jika teringat itu, gue jadi seperti banci, bawaannya pengen nangis dan nyalahin diri sendiri.
Maka, ketika itu, gue pun ga percaya dengan pepatah bahwa “Ada hikmah dibalik setiap kejadian.” Gue buang jauh-jauh pepatah itu dari kepala gue.Bagi gue, kejadian seperti diputusi Rika itu adalah suatu tragedi yang memberikan banyak penderitaan.
Buat gue, kejadian itu adalah trauma.Mana ada hikmah yang menyebabkan trauma? Hingga pada suatu hari, tepatnya hari ini, gue akhirnya menemukan hikmah yang terselip dibalik peristiwa(yang gue sebut sebagai tragedi itu)
Hikmah apakah yang gue dapat?
Saat gue diputusin, gue masih ingat gue bilang bahwa gue berjanji akan berubah menjadi lelaki yang lebih baik sehingga suatu saat nanti gue ga akan pernah diputusin tanpa alasan seperti ini lagi.Dan gue namakan itu janji besar gue.Sebagai pengingat, maka gue pun membuat Blog Janji besar ini, yang hingga saat ini, udah menginjak usianya yang kedua tahun. Dari blog ini juga gue bisa melihat perkembangan gue dari hari ke hari.Sebuah sarana refleksi yang amat bagus

Gue mungkin ga akan punya Blog ini jika gue ga diputusin ma Rika.

Bagi gue sendiri, blog janji besar ini tak terhitung sejarahnya dalam hidup gue.Di Blog inilah gue menyatakan bahwa gue suka dengan seorang cewek bernama Manda, yang pada akhirnya, ketika Manda membaca tulisan gue diblog itu, hubungan gue dengan Manda menjadi lebih dekat dari sebelumnya.Bagi gue sendiri, Manda adalah salah seorang cewek yang paling berpengaruh dalam kehidupan remaja gue.

Gue mungkin ga bakal deket ma cewek sebaik Manda kalo gue ga diputusin Rika.

Di kehidupan gue sehari-hari, janji besar yang gue ucapkan ketika gue diputusin itu juga membawa pengaruh yang besar bagi prestasi akademik gue.Setiap kali gue ingat kalo gue pernah disakiti dan dianggap bukan apa-apa, maka gue pun belajar lebih keras.Hingga prestasi gue pun menanjak naik ke peringkat kedua.Dan mulai saat itu, keberadaan gue dikelas jadi lebih diakui.

Melihat perkembangan gue setelah peristiwa itu(yang baru saja gue sadari sekarang), maka gue pun akhirnya berani mengatakan “bahwa memang benar, ada hikmah dibalik setiap kejadian.

Gue mungkin ga bakal mengerti tentang hal ini jika saat itu gue ga diputusi Rika.

Thursday, January 15, 2009

Thinking with a cup of chocolate milk

Tadi malam gue melihat diri gue sendiri di cermin.
Gue sadar kembali, untuk yang kesekian kalinya, ternyata gue jelek secara fisik.
Apalagi ketika tertawa.

Hugh. . .

Jelek

Gue keluar kamar lalu membuat susu cokelat panas.
.
Gue berpikir
Bagaimana caranya agar kekurangan fisik gue tertutupi?

Apakah dengan menjadi blogger ternama? Atlet lari jarak jauh peraih medali emas di olimpiade?

Mungkin iya. Tapi kan semua juga tahu, untuk menjadi seperti itu kita mesti berusaha keras.
.
Sedangkan gue, sampai saat ini belum juga bisa bersungguh-sungguh.

Gue berpikir kembali sambil meneguk susu cokelat.

Gue sadar selama ini gue gak pernah sepenuh hati dalam melakukan sesuatu. Apapun itu. Belajar, nge-blog, latihan lari, bahkan mengerjakan PR semuanya gue lakukan dengan setengah hati.
Gue jadi teringat dengan apa yang dikatakan oleh Arnold Bennet, "Yang tragis adalah orang yang seumur hidupnya tidak pernah mengerahkan seluruh kemampuan maksimalnya."

Tragis.

Kalau begitu, gue harus berubah.

Tapi,

Kalo ga salah, ini adalah kali ke 22 gue mengatakan "Gue akan berubah"

Dan sampai saat ini gue belum juga berubah.

Gue selalu gagal untuk berubah.

Gue masih juga setengah-setengah sehingga prestasi gue biasa-biasa saja.

Gue bahkan masih tetap setengah hati ketika memutuskan untuk berubah.

Gue berpikir kembali.
Bagaimana caranya agar gue bisa sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu. Katakanlah dalam hal belajar.

Gue meneguk susu cokelat gue sampai habis.
Berpikir lagi.

Berpikir.

Dan berpikir.

Ga nemu juga caranya.

Sampai gue tertidur.

Esok paginya, entah memang udah digariskan sebelumnya oleh Allah atau belon, gue kembali dipaksa berpikir ketika mendapat sms dari seseorang yang penting bagi gue.Seseorang yang sedang kecewa.
. . .
"Uda lah biarkan saja mereka bhagia

Nda bhagia nya waktu UDA KErja nanti. . .:-D "
. . .

Jujur gue yakin bgt Dia bisa bahagia sebelum apa yang kami sebut "udah kerja"
Gue yakin bgt.
Dia cantik. Dan pasti banyak cowok pemberani yang akan membahagiakan dia.
Tapi ketika membaca sms itu gue jadi sadar kalo gue punya janji.

Janji untuk melakukan yang terbaik.

Melakukan yang terbaik itu tentu bukan melakukan sesuatu dengan setengah hati.

Mengingat "Dia" dan kata "Kerja" menimbulkan suatu tekad untuk berubah didalam hati gue.

Dan rasa-rasanya gue juga udah menemukan jawaban dari pertanyaan "Bagaimana caranya agar kekurangan fisik gue tertutupi?"

Karena gue pelajar, maka cara gue untuk menutupi kekurangan gue adalah dengan belajar untuk Ujian Nasional.
Memang selama ini gue belajar.Tapi gue selalu belajar dengan setengah hati.

Gue harus belajar sungguh-sungguh agar lulus UN dengan nilai yang baik.

Gue akan belajar sungguh-sungguh.

Gue harus fokus.
Dan untuk itu, mulai saat ini gue akan mencurahkan seluruh waktu dan tenaga yang gue punya untuk belajar sungguh-sungguh. Dengan kata lain, gue akan berhenti dari semua kegiatan-kegiatan yang menyita waktu gue diinternet seperti ngeblog, fs, facebook, multiply, yahoo answer, dan semua milis yang gue ikuti.
Gue akan meninggalkan semua kegiatan itu sampai Ujian Nasional selesai.
Selain itu gue juga akan berhenti main playstation dan nonton film.

Gue melakukan itu semua demi Masa Depan gue.
Juga demi seseorang yang gue sayangi.


Yaitu MANDA

Gue serius.

Blog ini jadi saksi.

Monday, January 5, 2009

Dilema besar. . .

. . .
Malam ini gue ga bisa tdur karena satu masalah yang sangat pelik.

Yah, taon bru, masalah baru.

Ni untuk pertama kalinya gue nge blog melalui handphone.

Dan ini jugag untuk pertama kalinya gue ngeblog sambil nangis.

Hu hu hu. .

Gue teringat kekurangan kekurangan gue dan gue rasanya pengen menitikan air mata.

Kekurangan ini membuat gue ga bsa mendekati orang yang gue sayangi.

Yah, memang, beberapa bulan yang lalu gue suka ma seorang cewek.
Awalnya sih bias2 aja. Seperti perasaan2 naksir yang lazim lah.
Tapi semakin lama kog perasaan gue ma dya semakin kuat.

Agak nya gue jatoh cinta.

Okelah gue memang jatuh cinta.
Tapi kan gue ga bisa mencintai.

Jangan tanya kenapa.
Kekurangan dan keterbatasan gue membuatnya demikian.

Gue punya begitu banyak kekurangan dan keterbatasan yang gue takut bakal ngecewain dya.

Gue ga bisa ngecewain orang yang gue sayangi.

Mgkn gue lebih baik ngejauhin dya aja.

Tapi gue ga bsa.
Gue sayang banget ma dya.

Sayang banget.

Tapi gue ga bsa lebih deket ma dya karena gue punya banyak kekurangan yang menyedihkan.

Setiap kali gue mw nelpon, hati gue selalu melarang.
Gue ga boleh lbh dkt dgn dya karena dgn semakin mendekatinya, semakin besar pula rasa sayang gue ma dya.

Jika itu terjadi, gue bisa apa?

Kekurangan gue ga mengizinkan gue untuk mencintai siapa2.

Kalopun gue paksain jugag, yang ada pasti dya bakal kecewa ngelyat semua keterbatasan yang gue punya.

Ugh. . .

Gue jadi teringat lagu kerispatih yg liriknya seperti ini ,

. . .
Akhirnya juga harus kurelakan.
Kehilangan cinta sejatiku.

Walau hati ini terus menangis.
Menahan kesakitan ini.
Tapi kulakukan semua demi cinta.
. . .


Sampe sekarang gue juga ga ngerti mau ngapain.

Kekurangan gue. .

Ugh . .

Gue benci kekurangan2 diri gue. . .

Gue akan berusaha melawan nya. .

Berusaha. .

Ugh . .

Cedih. . .

Thursday, September 11, 2008

Semangat baruku adalah seorang gadis^^

okey,, gue kini coba hidup sedikit apatis untuk hal-hal tertentu sampai semua keadaan (keluarga) gue normal kembali.sampai kentut gue bisa bunyi kembali.
gue sedang dalam perjalanan ke tempat lez dan hoaah.I studied hard all day.I felt so tired. Bla bla bla mulut gue kok bau naga?.

Hari ini gue darang ketempat lez lebih cepat dari biasanya.Alasannya:
pengen ketemu cepet-cepet ma cewek yang ini.
cewek yang sangat (kurang) beruntung dipajang di blog gue.

Gue udah mulai suka ma dia semenjak pertama ketemu.Dan biasanya, setiap gue suka ma seseorang, gue jadi pengen sering-sering ketemu.kebetulan akhir-akhir ini gue perhatiin dia selalu datang lebih awal.Gue pun ikutan datang lebih awal biar punya kesempatan ngobrol.Yach, semoga.
Didalam ruangan kosong, perawan bersama bandit ganteng
Gue mau ngajak dia ngobrol, tapi gue takut puasa gue jadi terganggu.secara kami kan bukan mukhrim(alah, bilang aja ciut :p).Lagian, gue belon kenal banget ma dia, cuma baru dapet no hp nya doang.oh ia, inget-inget no hp, gue jadi teringat miscall.Lalu dengan membaca bismillah, gue pun mulai miscall dia dengan baik dan benar.
Di miscall orang ganteng
Karena gue miscall berulang-ulang, dia mulai curiga dan noleh kebelakang.gue pura-pura ngupil.terus ngupil ampe course dimulai.
topik hari ini adalah listrik magnet.
dikepala gue, listrik magnet+fisika=berjigong ria.
Beneran, fisika hari ini, monyet, susahnya bukan main.susah sekali.fisika memang selalu susah dan bikin otak gue mencret.Tapi untuk hari ini, gue ga akan menyerah gitu aja.Gue melihat ke arah "dia". Mendengar merdu tawanya membuat segar seluruh pikiran gue.gue jadi semangat, C, V, Q, terlihat seperti cewek-cewek cantik bagi gue.Gue tiba-tiba semangat belajar.
Berdasarkan hal itu, gue jadi menemukan sebuah rumus baru:
Belajar+cewek cantik=semangat belajar.

Atau bisa juga:
Belajar+cewek cantik=semangat melihat cewek cantik.

Tapi hari ini berlaku rumus yang pertama.Entah kenapa, seriap kali gue baru mencintai seseorang, disaat yang sama gue merasakan ada urgensi untuk berbuat lebih.Urgensi untuk membanggakan orang-orang yang gue cintai.Dan setelahnya, gue jadi merasa senang.

Selesai lez, tinggal nunggu bedug.Oh ya, menu berbuka puasa hari ini adalah= pisang goreng+sambel pete(sangat tidak elit sekali kawan^^)
Makanan favorit presiden
Oke semuanya met berbuka.

Spa blau.