|
|
---|
Sunday, December 27, 2009
Empat perjaka mengobrak-abrik Palladium Mall.
Hari itu, gue dan tiga temen gue, Fadil, Arga, dan Rasyid berencana pergi nonton film di 21 Palladium.Gue sendiri ga bawa helm untuk ikutan.Untunglah dengan berbekal sedikit kenekatan, gue dan yang lainnya pun tetap pergi dengan bernafsu.Di sepanjang jalan, kami berhasil melewati ranjau-ranjau polisi dengan sangat lincah untuk yang kedua kalinya.Gue jadi teringat film Italia yang pernah gue tonton, “Escape from Galliano” dimana filnya bercerita tentang sekelompok pemuda tampan berlari menelusuri gang-gang sempit kota turin untuk menghindari mafia(dan waria) buas bernama Albreto Galliani.Tapi, begitu tiba didepan palladium, datanglah marabahaya dari neraka lapis ketujuh, tiba-tiba ada polisi lewat.Arga memperlambat laju motornya.Gue reflek menghindar, bersembunyi dibalik punggung Arga, kalo kelihatan, gue bisa-bisa ketangkep.Untuk menghilangkan rasa takut, gue coba nginget2 mantan pacar gue, Dian sastro.Huahaha.Untunglah, karena kami GANTENG, polisi itu membiarkan kami lewat.Hahaha.Kalian lihat, betapa beruntungnya jadi cowok-cowok ganteng seperti kami.
Diparkiran, dimulailah kenakalan yang pertama.Meloncati tali pembatas.Kami memang anak-anak yang bertaqwa.Kalau bisa melompati tali pembatas, ngapain capek-capek mutar nyari jalan keluar.Brilian.Patut ditiru.
Kami sempat bertemu dengan tiga orang anak muda yang salah satu diantaranya adalah cewek dengan rambut diikat potongan kertas Koran.Hmmm.kami curiga.Kenapa Koran diiketin kerambut? Apakah itu memang tren zaman sekarang? Jangan-jangan ditahun 2010 ntar kain pel yang malah ditaruh dikepala.
Nyampe didalam gedung, gue request ke toilet.Dari tadi gue udah sesak pipis.
“Beli tiket dulu, toiletnya nanti aja.” Kata Arga.
Gue manggut-manggut.Kalo misalnya eskalator ini penuh dengan pipis gue, kita semua tahu siapa yang harus disalahkan.
Diloket, kami berunding sejenak mengenai film apa yang akan ditonton.Gaya kami berunding mirip seperti ibu-ibu arisan.Aww.
“Avatar aja.” Seru Fadil.
“Iya Avatar.” Arga setuju.Memang niat awal kami adalah nonton Avatar.
“Rasyid?” Tanya gue.
“Ya udah, ikut aja.” Balasnya.
“Oke avatar.Kamu zi?” Tanya fadil.
Gue bengong lama.Hmm.Avatar?Sambil melihat poster sang pemimpi, gue ngeles.
“Sang pemimpi aja kenapa wee…”
“Bentar lagi main nya tu di TV” celoteh rasyid.Yah, kelihatan jelas sekali kalo si Rasyid ini doyan nonton tivi.Acara favoritnya menurut gue adalah dora the explorer.
“Tapi..tapi..nanti kan udah basi.Lagian kalo nonton di TV banyak kali iklannya syid.”
“Udahlah, avatar aja.” Bujuk Fadil.
“Ga seru wee..sang pemimpi aja.”
“Kalah suara ko zi.” Kata Fadil bijaksana.Penuh kelembutan seorang janda.
“Ya udah, kalian ajalah yang nonton.” Seru gue.Huh..padahal gue kepengen banget ngeliat film sang pemimpi.Gue pengen liat gimana Zakiyah Nurmala itu.Di thriller, gue lihat dia lumayan menarik.KeCantikan khas melayu.Mereka ga tau sih, kalo kisah cinta gue itu sama seperti kisah cinta Arai.Ditolak melulu.Mereka juga ga tau kalo pas baca novelnya, gue sempat nangis terharu.Gue mutusin untuk beli DVD nya aja ntar.
“Serius zy? Ntar pas kami nonton kamu dimana?”
“Aku di gramed aja.”
“Serius ko 2 jam di gramed?”Tanya Fadil heran.
Hehehe, ni anak ga tau kalo gue pernah nginep di gramedia.Agaknya dia belon pernah mendengar legenda Fauzi “si ganteng penunggu gramedia”
“Iya aku serius”
Film dimulai sekitar tiga puluh menit lagi, dan dalam rentang waktu segitu, gue dan Arga mutusin makan dulu.Orang-orang ganteng seperi kami juga butuh makan layaknya manusia biasa.Kebetulan dapat voucher makan.Ini merupakan sesuatu yang lazim menghampiri kami para cowok berkharisma.
“Apa sempat kita makan?” Tanya Rasyid ragu.Kami semua tetap berjalan kelantai satu.Ke restoran yang sangat beruntung karena dikunjungi empat orang ganteng.
“Tiga puluh menit, pasti sempat.” Balas Arga.Anak ini memang ahli dalam urusan makan-memakan.
“Iya..iya sempat!” gue memprovokasi.Gue memang kompor.
Fadil melihat jam handphonenya.
“Dua puluh menit lagi pun.” Katanya.
“Tu kan dua puluh menit lagi.Apa sempat?” Tanya Rasyid masih ragu.Melihat gelagatnya, gue yakin si Rasyid lagi diet.Dia fraksi yang menolak rencana gue dan Arga untuk makan.
“Sempat.” Balas Arga sambil mempercepat langkahnya.Gontai.
“Sempat la itu.Lagipula mana enak ntar nonton kalo perut kosong.” Bujuk gue.Yang ada diotak gue Cuma yakiniku saus tiram.
Dan akhirnya kami pun makan di bawah.Restoran Apollo.Tempat dimana voucher makannya berlaku.Tempat yang akan segera laris berkat kedatangn kami.
Sampe dikasir, gue langsung kecewa.Penjaga kasirnya kurang cantik.Gue melihat menu.Hmm, semua makanannya, rata-rata belasan ribu.Dan dari menu yang ada, kok ga ada yakiniku saus tiram.Gue kan pengen makan itu.Yang ada Cuma nasi goreng sea food, bakso kuah sapi, dan segala jenis mie.Apakah disini ga ada makanan yang bergizi agar gue tumbuh kembang dengan sempurna.Hmm..hmm.Gue melihat menu lagi.
“Gue pesen teh susu.” Jawab gue.Bagi gue semua yang mengandung susu pastilah bergizi.ckckckc.
Sambil makan, kami membuat keributan dengan bercerita Naruto.
“Terus..terus..gimana cerita naruto.” Tanya gue.
“Ya itu la…danzo nya dicekik susanoo.” Jawab Fadil.
“Terus Danzonya mati? Tanya gue tertarik
“Ga, tiba-tiba dia muncul dari belakang.Terus dia bilang gini ‘mulai sekarang kita berbicara dengan mata kita’ ” Arga ikutan nimbrung.
“Waw…” gue terkesima mendengar cerita mereka.Pelayan-pelayan memandang kami seolah-olah ingin mangatakan “dasar anak ingusan, Udah mau kiamat pun masi aja cerita Naruto.”
“Berapa menit lagi?” Tanya Arga.
“Lima menit lagi.” Jawab Rasyid.
Arga mempercepat makannya.
“Tenang aja, kan ada injury timenya.” Celoteh Fadil.
“Injury time? Hahaha” gue menyedot dengan cepat teh susu gue.Rasanya seperti telur angsa dicampur krim.
Selesai makan, semuanya berlari kelantai atas.Sedangkan gue belok ke Gramedia.Begitu bernafsu untuk mengobrak-abrik isinya.Mbuahahaha.
Setelah menitipkan tas, gue langsung mencaplok lima komik one piece dari rak, lalu membawanya kesudut ruangan yang ada sofanya.Membaca seperti dirumah sendiri.Kalo ada orang yang mau duduk disebelah gue, gue pun melebarkan paha gue sehingga orang tersebut merasa tidak nyaman dan akhirnya pindah.Gue pun tertawa setan jika melihat mereka pergi.Huahahaha.:-p
Setelah selesai baca lima komik.Gue mengambil beberapa buah komik change guy.Kebetulan kan ada voucher potongan harga.
Sebelon pergi kekasir, gue ngeliat dulu voucher itu, dan gue baru sadar kalo ternyata voucher itu cuma berlaku buat pembelian BUKU.Huaaaaa…sial.
Gue batal beli.Gue lempar lagi komik ditangan gue ka rak dengan biadab.Kemudian gue ngambil lima komik one piece lagi.
Tiba-tiba dari belakang ada yang nyolek-nyolek gue.Jangan-jangan cewek cantik.Gue buru-buru noleh kebelakang, Waw, ternyata mereka adalah Fadil, Rasyid, dan Arga.Pantas gue merasa ada aroma kegantengan menyebar. Setelah kami berempat berkumpul kembali, kami pun bersatu untuk meraba-raba semua barang yang ada di gramedia ini.Semua, dari mulai buku, barbel, mouse, joystick, keyboard, printer, flasdisk, mesin fax, catridge, pramuniaga, lantai, dan semuanyalah pokoknya.
Selesai puas mencabuli barang-barang, Rasyid, Arga, dan Fadil permisi pulang.Dasar kalian tidak bertanggung jawab.Hahaha.
Gue sendiri melanjutkan hobi baca gratis sampe jam enam sore.
Benar-benar hari yang panjang.